Find Us On Social Media :

Jet Tempur Siluman Bisa Terdeteksi, Militer Indonesia Tak Bisa Diremehkan, Deretan Alutsista Ini Disiagakan TNI di Natuna, Malaysia Bisa Hancur Jika Pecah Perang

Ilustrasi Pangkalan Militer TNI

Gridhot.ID - Indonesia sudah mengambil langkah-langkah strategis dan bakal tegas menindak setiap pelanggaran teritori.

Salah satunya mempersenjatai pulau Natuna.

Diketahui, konflik antara pemerintah China dengan Indonesia terkait Laut Natuna memiliki cerita panjang.

Sejak 2016 hingga saat ini, persoalan ini seakan hilang-timbul. 

Mengutip Kompas.com, sejumlah faktor melatarbelakangi konflik tersebut.

Di antaranya, masuknya kapal China ke Laut Natuna tanpa izin maupun perubahan nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara.

Melalui Minimum Essential Force (MEF) alias Kekuatan Pokok Minimum yang terbagi tiga tahap, TNI mulai mendorong maju arsenal perangnya ke perbatasan antar negara.

Yang paling kentara ialah perkuatan pulau Natuna yang dihuni oleh Batalyon Komposit yang berisi satuan pemukul dari TNI AD, TNI AL, TNI AU.

Anggaran pertahanan Indonesia yang semakin meningkat setiap periodenya berimbas pada belanja alutsista gila-gilaan oleh TNI yang bisa membuat meradang seluruh kawasan.

Baca Juga: Tak Perlu Satu Indonesia, Cukup Kekuatan Militer di Natuna Saja, Malaysia Bisa Habis Dibabat TNI Sampai ke Akar-akarnya, Daftar Kendaraan Tempur yang Berjaga Ini Buat Indonesia Bahkan Sanggup Pecundangi Israel

Setelah pembangunan infrastruktur macam pelebaran dermaga, pembangunan landasan pacu, hanggar dan barak prajurit selesai maka isian 'alat penggebuk' pun mulai disuntikkan ke Natuna.

Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ditempatkan di Natuna pun tak main-main.

Disana disiagakan 3 KRI ukuran besar sekelas Fregat Bung Tomo class dan Korvet Diponegoro class untuk melakukan patroli di perairan Natuna dan laut China Selatan.

Terbaru tentunya korvet kelas Parchim TNI AL yang tanpa diduga ternyata ikutan nimbrung di Natuna.

Sedianya juga akan ditempatkan kapal selam di Natuna untuk menanggulangi aspek peperangan bawah laut.

Belum selesai sampai disitu, rencananya di Natuna juga akan ditempatkan satu skadron pesawat tempur untuk melakukan operasi patroli udara berkemampuan Maritime Strike.

Pesawat tempurnya pun merupakan kelas wahid macam F-16 C/D Block 52ID dan Sukhoi Su-27/30 milik TNI AU.

Merasa masih kurang? Tenang ada lagi penambahan pasukan elite tiga matra milik TNI macam Marinir, Paskhas serta Kostrad.

Baca Juga: PBB Jelas-jelas Sebut Laut Natuna Utara Milik Indonesia, China Malah Sembarangan Klaim Sampai Kirim Surat Peringatan ke Kemenlu, Strategi Jitu Pemerintah Kuatkan Kepemilikan Terhalang Hal Ini

Di Natuna juga disiagakan berbagai macam radar penjejak agar dapat mengetahui jika ada unsur asing yang menyelonong masuk ke teritori Indonesia tanpa izin bahkan pesawat siluman/setelah pun bakal terdeteksi jika mencoba melakukan pelanggaran.

Perkuatan Natuna dimaksudkan sebagai unsur penangkal dengan jargon 'gebuk duluan sebelum masuk' dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum masuk ke teritori Indonesia.

Tentu dijadikannya Natuna sebagai pangkalan militer pemukul terdepan TNI di bagian utara Indonesia membuat banyak negara was-was.

Salah satunya ialah Malaysia yang sudah panik bukan main karena kekuatan TNI di Natuna bisa memenggal atau membelah negara mereka menjadi dua bagian.

Posisi Natuna berada ditengah antara Semenanjung Malaysia serta Sabah dan Sarawak.

Maka mau tak mau jika ada pesawat atau kapal laut baik akan dan ke Semenanjung-Sabah & Sarawak, maka harus mendapat clearance dari pihak Indonesia.

Baca Juga: Nggak Ada Takut-takutnya, Kapal Penjaga Pantai China Seakan Sengaja Dekati Lokasi Pengeboran Natuna, Indonesia Langsung Lakukan Tindakan Tegas

Jika Indonesia mau jahat, bisa saja jalur antara Semenanjung-Sarawak diblokade untuk mengurung salah satu wilayah negara Malaysia itu.

Jika nekat terobos tanpa izin maka siap-siap saja terima akibatnya.

Perkuatan di Natuna masih terus berlanjut dan disana nantinya akan ditempatkan peralatan tempur kelas satu nan canggih milik TNI untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang menganggu kedaulatan Indonesia.

(*)