Find Us On Social Media :

Bak Ketar-ketir Hadapi Krisis, Korea Selatan Ampuni Bos Samsung sang Narapidana Korupsi Demi Selamatkan Ekonomi Negara

Lee Jae-young, Vice Chairman grup Samsung

Gridhot.ID - Lee Jae-young bos Samsung memang sempat menggegerkan beberapa tahun lalu.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Lee diketahui menjadi terpidana korupsi karena melakukan penyuapan.

Kasusnya berjalan cukup rumit akibat skandal korupsi tersebut.

Dia dituduh membayar 43 miliar won (sekitar Rp 532 miliar) untuk 2 yayasan nirlaba yang dioperasikan oleh Choi Soon Sil, teman dari Park, sebagai imbalan atas dukungan politik.

Diduga pembayaran itu juga termasuk dukungan untuk merger Samsung yang kontroversial, yang membuka jalan bagi Lee untuk menjadi kepala konglomerat.

Kesepakatan itu membutuhkan dukungan dari dana pensiun nasional yang dikelola pemerintah.

Namun di tahun 2022 ini nasibnya cukup mujur.

Dikutip Gridhot dari Kontan, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memberikan pengampunan khusus pertamanya untuk memperingati Hari Pembebasan yang jatuh pada pekan depan.

Dari 1.693 nama yang mendapat remisi khusus tersebut, terdapat pewaris Samsung Group Lee Jae-yong dan Chairman Lotte Group Shin Dong-bin.

Baca Juga: Janjikan Uang Happy-happy untuk Bharada E, Skenario Ferdy Sambo Setelah Brigadir J Tewas Terkuak, Panggil 2 Ajudan dan Sopir Putri Candrawathi Tawarkan Imbalan Dollar

Jumat (12/8), pemerintah mengumumkan, pengampunan tersebut akan mulai berlaku pada Hari Pembebasan yang jatuh pada Senin (15/8).

Dari daftar nama terpidana yang diberi pengampunan tersebut, yang paling menonjol adalah Vice Chairman Samsung Electronics Lee Jae-yong.

Lee yang dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara dalam kasus suap yang melibatkan mantan Presiden Park Geun-hye.

Dia dibebaskan bersyarat pada Agustus tahun lalu.

Sebenarnya, masa hukuman Lee secara resmi berakhir pada 29 Juli lalu, tetapi dia masih membutuhkan pengampunan untuk mendapatkan kembali semua haknya.

Hal yang sama juga terjadi pada Chairman Lotte Group.

Di mana, Shin dijatuhi hukuman penjara 2,5 tahun yang ditangguhkan pada Oktober 2018 dalam kasus suap yang melibatkan mantan Presiden Park.

Sementara itu, mantan Presiden Lee Myung-bak, yang awalnya diprediksi mendapat pengampunan ternyata tidak termasuk dalam daftar.

Hal yang sama juga terjadi pada mantan Gubernur Provinsi Gyeongsang Selatan Kim Kyoung-soo.

Baca Juga: Ketua RT Ungkap Tabiat Bripka RR Selama Bertetangga, Keluarga Mantan Ajudan Ferdy Sambo Kini Tinggalkan Rumah Bak Hilangkan Diri

Pengampunan yang diharapkan secara luas untuk mantan Presiden Lee, yang berusia 81 tahun, dikesampingkan pada saat-saat terakhir. Lantaran tingkat kepopuleran Yoon telah turun ke level yang sangat rendah dan pengampunan mantan presiden yang tidak populer dapat memperburuk posisinya saat ini.

Mantan Presiden Lee sebenarnya telah keluar dari penjara sejak Juni lalu. Itu terjadi karena pengadilan memberikan penangguhan tiga bulan dari hukuman penjaranya lantaran masalah kesehatan.

Termasuk dalam daftar pengampunan adalah Chang Sae-joo, Chairman Dongkuk Steel Mill Co., mantan chairman Grup STX Kang Duk-soo dan beberapa aktivis buruh, termasuk mantan pemimpin serikat buruh Konfederasi Serikat Buruh Korea.

Yang lainnya adalah mereka yang dihukum karena tindak pidana kecil, pemilik usaha kecil dan narapidana dalam situasi yang membutuhkan.

"Para pelaku bisnis kunci dimasukkan dalam pengampunan dengan pertimbangan peran mereka dalam memimpin pertumbuhan nasional melalui investasi teknologi dan penciptaan lapangan kerja, mengingat negara ini sangat perlu mengatasi krisis ekonomi," kata seorang pejabat pemerintah.

Berbicara pada pertemuan Kabinet, Presiden Yoon menyatakan harapan bahwa pengampunan khusus Hari Pembebasan akan membantu menstabilkan mata pencaharian masyarakat dan menarik bangsa keluar dari krisis ekonomi.

Di Korea Selatan, presiden biasanya memberikan pengampunan khusus dalam rangka memperingati hari besar nasional, dengan para pemimpin konglomerat papan atas, yang dikenal sebagai chaebol, sering kali menjadi penerima manfaat dengan alasan bahwa kembalinya mereka ke manajemen akan membantu meningkatkan ekonomi domestik.

(*)