Find Us On Social Media :

Tertipu Tangisan Ferdy Sambo yang Pura-pura Terzalimi, Benny Mamoto Minta Maaf, Kini Sadar Jadi Korban Skenario Mantan Kadiv Propam: Saya Dipermalukan!

Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto membantah tudingan bersekongkol dengan Ferdy Sambo untuk menutupi kasus Brigadir J.

Gridhot.ID - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto ternyata tertipu tangisan palsu Ferdy Sambo.

Benny Mamoto membantah keras tudingan kalau dirinya bersekongkol dengan Ferdy Sambo untuk menutupi kasus Brigadir J.

Menurut Benny Mamoto, dirinya juga adalah korban skenario dan tertipu tangisan Ferdy Sambo yang menceritakan soal kondisi Putri Candrawathi.

Hal itu diungkapkan Benny Mamoto dalam acara talkshow Rosi di Kompas TV.

Menurut Benny, pernyataannya yang mengatakan, "Tidak ada kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J," diperolehnya dari sumber resmi, yakni Polres Jakarta Selatan.

Ia mengaku percaya dengan ucapan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto saat dimintai klarifikasi kasus Brigadir J.

Hal itu lantaran Kombes Budhi memiliki integritas dan tidak memiliki catatan khusus dalam rekam jejaknya di kepolisian.

Namun, niat Kompolnas untuk mengklarifikasi ke sumber resmi yang menangani kasus malah berujung pada kegaduhan.

Kini terkuak kalau Kompol Budhi terlibat persekongkolan dengan Ferdy Sambo untuk tutupi kasus Brigadir J.

Alhasil, Kompol Budhi dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Jakarta Selatan.

Fakta yang sebenarnya pun terkuak, kalau Ferdy Sambo lah yang menyuruh Bharada E menembak Brigadir J.

Baca Juga: Percakapan Grup WA Ajudan Ferdy Sambo Sudah Diketahui, Peristiwa Usai Kematian Brigadir J Akan Terbongkar, Komnas HAM: Semakin Terang Benderang!

Mengetahui fakta itu, Benny mengaku menjadi korban dan namanya dipermalukan lantaran tertipu skenario Ferdy Sambo.

"Saya berharap informasi yang lebih lengkap dari orang yang menangani, yang notabene mendengar saksi dan olah TKP. Tetapi ternyata dia bagian dari satu skenario, dan membuat saya jadi korban," ujar Benny.

"Dengan kegaduhan ini tidak ada salahnya saya minta maaf meskipun saya jadi korban, meskipun saya dipermalukan," ujar Benny.

Maka dari itu, Benny menegaskan dirinya tidak pernah berniat membohongi publik.

"Saya tidak punya niat untuk membohongi publik, berbeda dengan saya berniat membohongi publik berarti saya berkerja sama," kata Benny.

Selain itu, pihak Kompolnas ternyata sempat memanggil Ferdy Sambo untuk dimintai keterangan soal kasus Brigadir J.

Pertemuan Kompolnas dengan Ferdy Sambo pun diungkap oleh Benny Mamoto kepada Mahfud MD.

Dikutip TribunnewsBogor.com dalam podcast Deddy Corbuzier, Jumat (12/8/2022), Mahfud MD bercerita bahwa saat itu Benny sempat mendatangi Ferdy Sambo untuk mendengarkan cerita peristiwa tersebut.

Saat diperiksa Kompolnas, Ferdy Sambo malah menangis.

Ferdy Sambo mengaku merasa dirinya terzalimi setelah istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan Brigadir J.

Mendengar pengakuan Benny, Mahfud merasa kalau Ferdy Sambo berusaha agar merasa seperti korban, sehingga Kompolnas pun akan percaya dan berempati.

Baca Juga: Mobilnya yang Miliaran Rupiah Berjejer di Parkiran, Kehidupan Mewah Ferdy Sambo Terekam di Video Lawas Brigadir J, Ternyata Segini Total Gaji dan Tunjangan Jenderal Bintang 2

"Kompolnas panggil ke situ, nangis di situ, ceritanya sama. Berarti ini ada upaya pengkondisian psikologis agar ada orang yang membela dan menyatakan bahwa dia (Sambo) terzalimi," kata Mahfud.

Akhirnya, Mahfud sebut Kompolnas dan Komnas HAM sudah terperangkap dengan skenario yang dibuat Ferdy Sambo.

Bahkan ketika Mahfud mengungkapkan kejanggalan kasus Brigadir J, Kompolnas dan Komnas HAM masih tetap percaya pada cerita Sambo.

"Saya panggil Kompolnas, lalu Komnas HAM. Berkali-kali saya rapat dengan Kompolnas dan Komnas HAM. Masih kadang kala masih terperangkap kerangka pikir itu, bahwa ini terjadi pelecehan terjadi penzaliman sehingga ditembak," katanya.

"Saya panggil Pak Benny Mamoto. Anda salah. Kenapa Anda langsung bilang bahwa itu kejadiannya benar. Padahal ini ada perspektif lain yang lebih masuk akal," lanjutnya.

Menurut Mahfud, peristiwa dugaan pelecehan seksual itu tidak masuk akal.

Namun kata Mahfud, Benny sempat ngotot berpedoman pada penjelasan Kapolres Jakarta Selatan.

"'Anu, Pak, begitu ada peristiwa, Bapak ada di Mekah, saya langsung ke Polres Jakarta Selatan. Saya mendapat penjelasan begitu dari Kapolres'. Kan yang salah Kapolres, saya bilang. Kenapa Anda langsung percaya? Itu ndak masuk akal," ujar Mahfud.

Akan tetapi, Mahfud tetap pegang teguh keyakinannya, kalau motif kasus Brigadir J bukan karena pelecehan seksual, melainkan kejadian yang lain.

"Ndak ada kaitan antara satu cerita dan cerita lainnya. Faktanya. Sudah, ganti perspektif bahwa ini bukan pelecehan. Tapi sesuatu terjadi," ungkapnya.

Tak disangka, ternyata kini kecurigaan Mahfud terbukti.

Ferdy Sambo kini sudah dijadikan tersangka utama sebagai otak pembunuhan Brigadir J. 

Baca Juga: Batang Hidung Polwan Cantik AKP Rita Yuliana Akhirnya Muncul ke Publik, Begini Jawabannya soal Gosip Jadi Istri Simpanan Jenderal

(*)