Find Us On Social Media :

Warga Sipil Tapi Punya Kelebihan Lebih Banyak Dibanding Para Ajudan Didikan Polri, Aksi Sopir Putri Candrawathi yang Ancam Nyawa Brigadir J Akhirnya Didengar DPR, Brigadir Satu Ini Bisa Bernapas Lega Berkat Hal Ini

Kuat Ma'ruf (kiri ) diduga merupakan sosok yang membuat Brigadir J ketakutan sehari sebelum tewas di rumah dinas Ferdy Sambo.

Gridhot.ID - Kasus kematian Brigadir J kini masih terus dibicarakan banyak orang.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, total sudah ada lima tersangka yang ditetapkan tim khusus Polri yang menangani kasus ini.

Selain Ferdy Sambo beserta istrinya, adapula ART sang pejabat yaitu Kuat Ma'ruf yang ikut ditahan karena menjadi tersangka dalam kasus ini.

Dikutip Gridhot dari Fotokita, saat ini, Kuat Ma'ruf, sopir Putri Candrawathi dan Irjen Ferdy Sambo sudah ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan Brigadir J.

Kuat Ma'ruf disebut bukan sopir biasa. Kuat juga sudah lama menjadi asisten rumah tangga (ART) di keluarga Sambo.

Kuat dipercaya keluarga Sambo tak hanya dalam mengemudikan mobil. Lebih dari itu, informasi dari Kuat juga begitu dipercayai Sambo.

Meski berstatus warga sipil, Kuat juga punya atau diberi kekuasaan (power) lebih, bahkan di atas ajudan Ferdy Sambo yang merupakan anggota Polri.

Hal-hal tak biasa yang dimiliki Kuat itu diduga karena pria tersebut sudah lama menjadi bagian dari keluarga Sambo.

Belakangan terungkap, Kuat Ma'ruf pernah menyampaikan ancaman pembunuhan kepada Brigadir J.

Dia merupakan sosok 'skuad lama' yang pernah diceritakan Brigadir J kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak.

"Kami komunikasi dengan Vera dan kami mendapatkan keterangan cukup detail. Memang betul tanggal 7 Juli malam, ada ancaman pembunuhan," papar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam rapat dengan Komisi III DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Baca Juga: Brigadir J Sempat Dijambak, Kamaruddin Simanjuntak Ragukan Hasil Autopsi Ulang, Komnas HAM Beberkan Ada Dokter Forensik yang Menangis Karena Hal Ini

Anam lalu menirukan pernyataan Vera saat itu. Anam menyampaikan kalimat ancaman yang diterima oleh Brigadir Yosua lalu diceritakan ke Vera.

"Kurang lebih kalimatnya begini: jadi Yosua dilarang naik ke atas menemui Ibu P karena membuat Ibu P sakit. Kalau naik ke atas, akan dibunuh," ujar Anam menirukan isi ancaman yang disampaikan Vera.

Ketika itu, Vera menyebut ancaman berasal dari 'skuad'.

Tapi Vera tak tahu siapa yang dimaksud dengan 'skuad' yang mengancam Brigadir J.

"Siapa yang melakukan? Vera bilang oleh skuad. Skuad ini siapa, apa ADC apa penjaga, sama sama tidak tahu, saya juga tidak tahu," papar Anam.

"Ujungnya nanti kita tahu bahwa skuad yang dimaksud itu adalah Kuat Ma'ruf. Si Kuat, bukan skuad penjaga ternyata," sambung Anam.

Ancaman sopir Putri Candrawathi ke Brigadir J sudah dibuka di rapat DPR, ajudan Irjen Ferdy Sambo yang satu ini bisa bernapas lega. Foto Brigadir Daden sempat dicurigai netizen sebagai pengancam Brigadir J.

Tuduhan Brigadir Daden mengancam Brigadir Yosua atau Brigadir J muncul setelah pengacara keluarga Brigadir J mengatakan, ada sosok yang mengancam almarhum. Sosok itu adalah rekan sesama polisi. Namun, bukanlah Bharada E.

Pelaku adalah ajudan yang berinisial D, yang sudah lama bekerja bersama Brigadir J. Diduga, sosok tersebut adalah Brigadir Daden Miftahul Haq yang merupakan rekan korban.

"Squad lama itu inisial D, berpangkat Brigadir," beber Kamaruddin melalui pesan singkat kepada wartawan pada Kamis (28/7/2022). Brigadir Daden baru nikah akhir tahun lalu. Istri ajudan Irjen Ferdy Sambo ternyata punya profesi mentereng. Foto istri Brigadir Daden sampai dicari-cari netizen di media sosial.

Tuduhan Brigadir Daden terlibat dalam pengancaman terhadap Yosua mendapat bantahan dari pengacara keluarga Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis. Sebelumnya, Arman membenarkan kedatangan Brigadir Daden ke kantor Komnas HAM.

Baca Juga: Berikan Pernyataan Palsu Soal Pelecehan Putri Candrawathi, Inilah Sosok Kombes Pol Budhi Herdi Susianto yang Terlibat Dalam Pusara Kebohongan Ferdy Sambo, Sang Kapolres Jaksel Kini Dicopot dari Jabatannya

Arman menyangkal apabila Brigadir Daden disebut sebagai orang yang mengancam Brigadir J. Hal itu telah didapat usai melakukan wawancara terhadap ketujuh ajudan Irjen Ferdy Sambo.

"Nah itu kan saya bilang, bagaimana mungkin D ini mengancam. Saya juga kan mewawancarai para ajudan juga itu bagaimana mungkin D itu mengancam, sedangkan Brigadir J itu orang yang paling dipercaya mengatur segala kebutuhan kebutuhan keluarga FS (Ferdy Sambo) lah ya," ungkap dia.

Bahkan Arman mengatakan dengan tugas Brigadir J yang turut mengatur kebutuhan keluarga Ferdy Sambo, tidak mungkin rekan-rekan sesama ajudan ada saling mengancam, termasuk Brigadir Daden yang disebut sebagai teman curhat.

"Artinya bagaimana mungkin, Brigadir D dan Brigadir J ini sahabat teman curhat. Bagaimana dia mau mengancam. Artinya kan setelah saya selesai dapat berita kan saya tanya dong," ujar Arman.

"Dia (Brigadir D) jawab, bagaimana mungkin saya berani Pak arman, itu kawan saya teman curhat saya mau ancam, sedangkan dialah yang mengatur semua," tambah Arman.

Oleh karena itu, Arman pun meminta kepada masyarakat untuk bersabar menunggu hasil penyidikan Tim Khusus Polri, agar kasus baku tembak ini bisa terungkap dengan jelas.

Awal mula tercuat nama Brigadir Daden, ketika Arman menanggapi kabar Brigadir J mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari 'Squad Lama'.

Menanggapi hal itu, Arman menepis soal tudingan adanya ancaman terhadap Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat oleh 'Squad Lama'. Ia memastikan, tidak adanya hal yang dimaksudkannya itu.

"Ya squad lama itu siapa, kalau yang disebut di berita itu Brigadir D, saya pastikan itu tidak ada, itu tidak mungkin. Kan saya juga sudah tanya juga Brigadir D, ini beritanya gimana, benar tidak. Ya tidak mungkin lah, saya teman baik, saya teman curhatnya, lupa apa seangkatan atau apa lah ya," kata Arman kepada wartawan pada Sabtu (30/7/2022).

(*)