Find Us On Social Media :

Mendadak Populer dan Bikin Penasaran, Intip Dusun Sambo di Magelang yang Sering Jadi Guyonan Sejak Kasus Eks Kadiv Propam Polri Mencuat: Sambo Aman Pak?

Suasana Dusun Sambo, Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2022).

GridHot.ID - Kasus pembunuhan Brigadir J kini masih menjadi sorotan publik.

Diketahui, Brigadir J jadi korban penembakan yang didalangi oleh atasannya sendiri, Ferdy Sambo.

Namun, sebuah dusun di Magelang, Jawa Tengah ikut menjadi sorotan gara-gara Ferdy Sambo, ada apa?

Melansir Kompas TV, Sidang kode etik Profesi (KEPP) Ferdy Sambo menghadirkan 15 orang saksi atas peristiwa terbunuhnya Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Hutabarat. Ferdy Sambo juga tidak membantah keterangan dari 15 belas saksi tersebut.

Hal itu diungkap Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo yang menjelaskan, Ferdy Sambo tak membantah kesaksian mereka.

Ferdy Sambo tidak membantah dirinya melakukan rekayasa dan penghilangan barang bukti di kasus terbunuhnya Brigadir J.

"Irjen FS juga tidak menolak apa yang disampaikan oleh kesaksian para saksi tersebut. Artinya perbuatan tersebut betul adanya mulai dari merekayasa kasusnya kemudian menghilangkan barang buktinya dan juga menghalang-halangi dalam proses penyidikan," ujar Dedi Jumat (26/8/2022) dinihari di TNCC Polri, Jakarta Selatan.

Dedi mengatakan masih ada 34 personel polri sebagai terduga pelanggar etik.

Polri akan menyelesaikan pemeriksaan dalam 30 hari ke depan.

Sebelumya seperti diberitakan, Ferdy Sambo terbukti melanggar kode etik dan dipecat dari keanggotaan Polri secara tidak hormat.

Itu berdasarkan hasil putusan sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang digelar di gedung TNCC, Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/8/2022) dini hari.

Baca Juga: Nasib Ferdy Sambo, Pengunduran Dirinya Ditolak dan Dipecat dari Kepolisian, Suami Putri Candrawathi Gigit Jari Tak Akan Terima Uang Pensiun dan Gelar Purnawirawan

Sidang berlangsung Kamis (25/8/2022) pukul 09.00 WIB sampai dengan Jumat (26/8/2022) dini hari, dipimpin Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Ahmad Dofiri.

“Pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) sebagai anggota Polri. Demikian keputusan sidang ini dibuat,” kata Ahmad Dofiri saat pembacaan sidang putusan, Jumat.

Dilansir dari tribunjateng.com, Dusun Sambo di Kecamatan Podosoko, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendadak populer.

Dusun tersebut memiliki nama yang sama dengan mantan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo.

Seperti dikatahui, Ferdy Sambo merupakan tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Dari pusat Kota Magelang, jarak yang harus ditempuh sekitar 20 kilometer atau sekitar 30-45 menit perjalanan mengendarai sepeda motor.

Akses jalan berbatu, berliku dan melewati perkebunan-perkebunan.

Namun, begitu sampai dusun itu, terlihat bersih dan rapi, bahkan Dusun Sambo baru saja dicanangkan sebagai Kampung Pancasila oleh Pemerintah Kabupaten Magelang.

Tidak sekadar nama, Dusun Sambo ternyata memiliki sejarah tersendiri sejak masa penjajahan Belanda.

Sekretaris Desa Podosoko, Kuwato (56) menceritakan, konon Sambo adalah nama leluhur masyarakat setempat.

Sekitar tahun 1700-an, atau ketika masa penjajahan Belanda, ada seorang musafir bernama Wira Sambo yang pertama kali menemukan tempat di kaki Gunung Merbabu itu.

Baca Juga: Bukan Kapolri, Ternyata Presiden Langsung yang Harus Turun Tangan untuk Pecat Ferdy Sambo dari Kesatuan Polri, Ini Alasannya

Menurut Kuwato, Wira Sambo adalah seorang penyebar agama Islam yang kemudian dipanggil Kyai Wikono.

Menurut cerita sesepuhnya, Wira Sambo berasal dari Kasunanan Keraton Solo.

Dahulu terjadi peperangan sehingga punggawa-punggawa dan prajurit lari dari peperangan itu.

"Yang namanya Wira Sambo itu memang sampai sekarang dibuat cikal bakal (kelahiran Dusun Sambo). Wira Sambo adalah musafir, penyebar agama Islam, menjadi orang yang pertama kali masuk di wilayah dusun ini, yang waktu itu belum ada namanya," terang Kuwato, saat ditemui di rumahnya, pada Kamis (25/8/2022).

Wira Sambo tiba dan tinggal bersama istrinya bernama Dewi Sekar Kenanga.

Nama sang Istri juga diabadikan menjadi nama Dusun Kenanga (dibaca Kenongo-red) yang terletak tidak jauh dari Dusun Sambo.

Wira Sambo atau Kiai Wikono dan istrinya kemudian melahirkan keturunan-keturunan yang kini masih banyak yang tinggal di Dusun Sambo dan sekitarnya.

Masyarakat sampai sekarang masih menggelar tradisi-tradisi untuk mengormati leluhur, termasuk Kiai Wikono.

Di antaranya, tradisi Nyadran yang digelar setiap tanggal 10 bulan Ruwah dalam kalender Islam.

Pada saat Nyadran itu, seluruh masyarakat berkumpul untuk menggelar doa bersama untuk leluhur.

Beberapa warga juga melakukan ziarah ke makam Kiai Wikono yang ada di pemakaman dusun.

Baca Juga: Kecoh Wartawan saat Tiba di Bareskrim Polri, Putri Candrawathi Tutupi Wajah Pakai Kerudung, Pekan Depan Akan Dipertemukan dengan Ferdy Sambo, Ini Kepentingannya

"Sebagian besar warga di sini adalah keturuan Kiai Wikono, ada juga yang tinggal di luar dusun, tapi kalau Nyadran kami semua berkumpul, berdoa bersama dan menggelar tradisi-tradisi. Warga yang ikut Nyadran bisa sampai 600-700-an orang," terang Kuwato yang merupakan keturuan ke-8 Kiai Wikono.

Kuwato menyebutkan, Dusun Sambo dihuni sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 289 jiwa.

Sebagian besar masyarakat adalah petani dan pedagang, hampir tidak ada warga yang berprofesi sebagai pegawai maupun aparat negara.

Walapun demikian, masyarakat sangat menjunjung nilai toleransi dan gemar bergotong-royong. Tingkat pendidikannya juga beragam dari SD hingga perguruan tinggi.

Jadi bahan guyon Sejak nama Sambo ramai dibicarakan karena kasus pembunuhan yang melibatkan anggota polisi Irjen Ferdy Sambo, dusun ini pun ikut menjadi bahan guyonan masyarakat, terutama dari luar daerah.

Mereka penasaran, bahkan ada yang tidak tahu jika ada Dusun Sambo di Kabupaten Magelang.

"Sering sekali ditanya sama warga dari luar (luar Dusun) "gimana, Sambo aman, Pak?" begitu," cerita Kuwato sembari tertawa.

"Ada juga yang bertanya apakah di Dusun Sambo ada warga bernama Ferdy.

Saya bilang kalau di Dusun Sambo, Ferdy akan menjadi Pardi," ucap dia sembar tertawa.

Kuwato sendiri pertama kali mendengar nama Sambo di televisi karena kasus krinimal tersebut.

Baca Juga: Ternyata Tak Bisa Sembarang Dipecat, Ferdy Sambo Harus Diberhetikan Langsung oleh Presiden Jokowi, Kenapa?

Awalnya dia juga penasaran asal muasal Ferdy Sambo.

Sempat terbesit Ferdy Sambo adalah keturunan Wira Sambo, leluhurnya. "Di televisi ada Sambo itu, saya pribadi berpikir kenapa kok dusun saya, Dusun Sambo kok dibawa-bawa ke sana.

Setahu saya tulisan yang dieja Sambo itu juga hanya dusun saya.

Saya juga bertanya-tanya apakah Ferdy itu asal usulnya dari Dusun Sambo," ungkap Kuwato.

Dia juga tidak tahu asal keturunan dan kampung halaman Ferdy Sambo.

Sejauh ini, Kuwato memastikan tidak ada kaitan Ferdy Sambo dengan nama Dusun Sambo. (*)