Find Us On Social Media :

Pistol Era Perang Dunia Ditemukan di Tempat Brigadir J Meregang Nyawa, Sosok Ayah Ferdy Sambo Jadi Ikut Terseret, Kamaruddin Simanjuntak Minta Keterlibatan TNI

Ferdy Sambo memperagakan adegan menembak dinding rumah menggunakan pistol Brigadir J, dalam rekonstruksi, Selasa (30/8/2022)

Gridhot.ID - Kasus pembunuhan Brigadir J terus memunculkan berbagai fakta baru.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kini keluarga Brigadir J masih terus memantau jalannya kasus ini.

Namun Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) diketahui belum memberikan upaya pemulihan trauma ke keluarga Brigadir J karena mereka tidak mengajukan permohonan.

Kini polisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam terhadapa para tersangka.

Rekonstruksi yang dilakukan kelima tersangka masih belum cukup untuk bisa menyelesaikan kasus ini.

Di tengah penyelidikan tersebut, kini ada temuan baru yaitu sebuah pistol jadul di tempat Brigadir J meregang nyawa.

Diketahui, ada pistol era perang dunia yang teridentifikasi di TKP pembunuhan Brigadir J.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jakarta, hal itu terlihat dari peluru pistol antik jenis Luger juga teridentifikasi di TKP tewasnya Brigadir J.

Temuan itu menguak dugaan baru bahwa pistol yang terlibat di pembunuhan ajudan Ferdy Sambo itu tak hanya Glock 17 dan HS 9.

Diketahui sebelumnya, Glock 17 adalah senjata milik Bharada E yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

Sedangkan HS 9 adalah milik Brigadir J yang digunakan Ferdy Sambo untuk menembak ke arah dinding agar seolah-olah ada penembakan.

Baca Juga: Polisi Militer yang Menangani, 6 Anggota TNI Pemutilasi Simpatisan KKB Papua Bernasib Begini, Sang Mayor Diperlakukan Seperti Ini Agar Tak Hilangkan Barang Bukti

Soal siapa pemilik pistol luger itu, pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak ikut buka suara.

Dia lalu menguak misteri terkait siapa pemilik pistol yang biasa dipakai oleh prajurit Kekaisaran Jerman tersebut.

Hal itu disampaikan Kamaruddin Simanjuntak saat menjadi narasumber di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (14/9/2022).

Kamaruddin Simanjuntak menilai Pistol Luger tersebut mungkin merupakan barang koleksi milik keluarga Ferdy Sambo.

Bukan tanpa alasan, mengingat ayah Ferdy Sambo, Pieter Sambo adalah pensiunan Mayor Jenderal Polisi.

“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” ucap Kamaruddin Simanjuntak.

“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo, (Ayahnya) Ferdy Sambo itu kan, pensiun terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990.”

Maka itu, lanjut Kamaruddin Simanjuntak, untuk menuntaskan kerumitan pembunuhan berencana Brigadir J perlu dilibatkan TNI dan PPATK.

“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI, mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin.

“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian, artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja. Tetapi yang suka merekayasa ini kan dia berada di posisi puncak semua karena sudah biasa menjilat ke istana, menjilat ke kementerian.”

Menurut Kamaruddin akan berbeda nasib perwira Polri yang tidak pandai menjilat dalam tugasnya.

Baca Juga: Komnas HAM Koar-koar Ada Pelecehan Terhadap Putri Candrawathi, Ayah Brigadir J Beri Tanggapan Begini, Samuel Hutabarat: di Magelang Kan Laporan Dia Aja Gak Ada ke Polisi!

“Yang kerjanya baik-baik tidak pandai menjilat sehingga tidak (mendapatkan) jabatan yang VIP, kan begitu,” kata Kamaruddin.

“Oleh karena itu, ayo dong kalau memang mau membebaskan polisi dari tangan mafia, ayo dong kita tolong polisi ini, karena sangat banyak polisi yang baik-baik.”

Pistol Era Perang Dunia

Sementara itu pengamat Kepolisian Bambang Rukminto berharap penyidik Mabes Polri melakukan pemeriksaan dengan cermat kepada sejumlah tersangka kasus obstruction of justice tewasnya Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

Hal ini penting sebagai kunci untuk mengetahui siapa sesungguhnya pemilik senjata api jenis Luger.

“Saksi-saksi bukan hanya dari pelaku yang sudah ditersangkakan, tapi juga para pelaku obstruction of justice, ini yang mungkin bisa lebih dikembangkan,” ucap Bambang Rukminto.

“Tanpa itu, kelihatannya akan kesulitan sekali, karena CCTV maupun TKP sudah sangat rusak dalam hal ini.” imbuhnya.

Berbeda dengan Kamaruddin Simanjuntak, Bambang Rukminto menyampaikan, Luger adalah jenis senjata api produksi lama.

Senjata ini bahkan, kata Bambang, nyaris tidak digunakan oleh perwira Polri.

“Ini senjata lama seperti itu, nyaris tidak digunakan kawan-kawan kepolisian. Artinya, ini bisa jadi senjata-senjata koleksi seperti itu,” ujar Bambang.

“Siapa yang memiliki Luger ini sangat penting, karena tidak semua orang bisa memiliki senjata yang antik seperti itu, kecuali orang-orang yang memiliki aset dan memiliki kesenangan tersendiri terkait koleksi senjata.” imbuhnya.

Baca Juga: Su-35 Rusia yang Dipakai Menggempur Ukraina Tertangkap Kamera Memasangnya, Kh-31P Bukan Rudal Anti Radiasi Biasa, Ini Speknya yang Mampu Beroperasi di Mode Homing

Sekedar informasi Luger Pistole Parabellum 1908 adalah pistol semi-otomatis yang menjadi senjata resmi tentara Jerman selama beberapa dekade pada paruh pertama abad ke-20.

Sering dikenal pula sebagai Jerman Luger, Luger Parabellum atau cukup disebut Luger, dirancang pada tahun 1898 oleh Georg Luger.

Luger banyak dicari sebagai koleksi untuk berbagai alasan. Banyak kolektor menghargai nilai sejarah Luger sebagai senjata api penting selama dua Perang Dunia.

Sedangkan yang lain tertarik dengan desain yang khas dan hasil pengerjaan berkualitas tinggi.

(*)