Find Us On Social Media :

Salat Tarawih Ada Berbagai Macam Versi, Ustaz Abdul Somad Ungkap Kesepakatan Para Imam di Masa Lalu

Jamaah salat tarawih masjid Jogokariyan.

Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad menjelaskan tentang makna sesungguhnya dari salat Tarawih di bulan Ramadhan.

Ustaz Abdul Somad kemudian mengungkapkan tentang adanya berbagai versi tarawih di berbagai belahan dunia hingga akhirnya disepakati para imam besar.

Berikut penjelasan selengkapnya dari Ustaz Abdul Somad mengenai hal ini.

Dikutip Gridhot dari laman IAIN Palangkaraya, salat Tarawih adalah salat sunnah yang dikerjakan umat Islam setiap malam selama bulan Ramadhan.

Awalnya shalat ini dikenal dengan nama qiyam Ramadhan. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Malik, bahwa penamaan shalat ini dengan nama shalat Tarawih dimulai sejak zaman kekhalifahan Umar bin Khattab.

Artinya, sejak zaman Rasulullah saw sampai sebelum kekhalifahan Umar bin Kahattab, belum ada menyebut istilah salat Tarawih.

Ustaz Abdul Somad pun menjelaskan tentang makna dan sejarah dari salat Tarawih di bulan Ramadhan.

Dikutip Gridhot dari Sripoku, berikut penjelasan selengkapnya mengenai arti Tarawih yang disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad melalui tayangan YouTube Ustadz Abdul Somad Official.

Setelah berakhirnya bulan Sya'ban dan memasukki awal Ramadan, maka ritual pertama umat Islam setelah melakukan sholat Isya' yakni adalah sholat Tarawih.

"Tarawih itu berasal dari kata tarwihah yang artinya istirahat, satu kali istirahat tarwihah, dua kali istirahat tarwihah, tiga kali istirahat tarwihah, satu, dua, tiga maka disebut dengan tarawih," jelasnya.

"Tarawhi artinya sholat yang ada duduk istirahatnya, karena setelah 4 rakaat ayatnya panjang," tambahnya.

Baca Juga: Belasan Pistol Milik Dito Mahendra Ternyata untuk Bertempur, Polri Pastikan 9 Senjata Api Ilegal, KPK: Ada Peluru Tajamnya

"Sholat malam itu dua rakaat salam, dua rakaat salam, begitu dalam hadits sunnahnya, lalu kemudian setelah dua rakaat imam langsung berdiri, setelah 4 rakaat duduk istirahat namanya tarwihah," jelas Ustaz Abdul Somad.

"Tiga kali tarwihah jadi tarawih, jadi sholat tarawih artinya sholat yang pakai duduk istirahat, kenapa? Karena ayatnya panjang, sepanjang apa ayatnya? Sampai sahabat yang sholat sama Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasallam itu tegak sampai urat-urat kakinya bengkak," jelasnya.

"Lalu kemudian setelah duduk istirahat sholat tarawih kemudian ditutup dengan sholat witir," tambahnya.

"Lalu sholat tarawih itu banyak versi rakaatnya, pada masa Umar bin Khatab dikumpulkanlah imam-imam itu disatukan yang sebelumnya mereka menyebar yang sekelompok di sini, sekelompok di sini, maka kata Umar bin Khattab alangkah baiknya bila disatukan imam-imam ini lalu kemudian diangkatlah imamnya bernama Ubay bin Kaab," terangnya.

"Tapi sahabat tidak sanggup sholat panjang seperti zaman Nabi, maka karena tak sanggup tegak lama kalau begitu rakaatnya saja ditambah, maka ditambahlah rakaatnya menjadi 20 rakaat, itulah asal-usul sholat tarawih 20 rakaat ditambah 2itir 3 jadi 23 rakaat," ungkapnya.

"Pada masa Imam Malik bin Anas meninggal 179 Hijriyah, maka sholat tarawih menjadi 36 rakaat tambah witir 39 rakaat, hal ini terdapat dalam kitab Fatawa Al-Azhar," tuturnya.

Maka, Ustaz Abdul Somad pun menuturkan ada banyak versi jumlah rakaat dalam tarawih.

"Jadi bisa saja orang sholat tarawih ayatnya misalnya satu lembar atau dua lembar tegaknya lama, tapi sujudnya sedikit.

Versi yang kedua ayatnya tidak terlalu panjang tapi rukuk dan sujudnya banyak," jelasnya.

"Sehingga dipahami jika sholat tarawih bukan mengejar target, bukan sekedar kejar berapa rakaat tapi sholat tarawih adalah bagaimana dia mengisi malam-malan Ramadhan, sebagaimana dalam hadits Nabi Siapa yang melaksanakan malam-malam Ramadhan karena beriman, karena takut kepada Allah, karena yakin, karena mengharapkan balasan dari Allah, tak mengharapkan yang lain, maka diampunkan Allah dosa-dosanya yang lalu," ujar Ustaz Abdul Somad.

(*)