Find Us On Social Media :

Istri dan Warga Sekitar Tahu, Ini Alasan Kasus Inses Ayah dan Anak di Banyumas Awet 10 tahun

Tersangka R (pakai penutup kepala) digelandang ke Satreskrim Polresta Banyumas, Jawa Tengah, Senin (26/6/2023)

GridHot.ID - Kasus inses yang dilakukan ayah kepada anak kandungnya di Banyumas, Jawa Tengah, cukup menyita perhatian publik.

Sang ayah yang berinisial R (57) menyetubuhi anak kandungnya, E (26), sejak 2013.

Selama 10 tahun inses dilakukan, E diketahui melahirkan tujuh bayi yang semuanya dibunuh oleh R.

E melahirkan bayi pertamanya dari hasil hubungan inses pada tahun 2013.

Kemudian 6 bayi hasil inses lainnya lahir berturut-turut di tahun 2015, 2016, 2018, 2019, 2020, dan 2021.

Total ada empat bayi laki-laki dan tiga bayi perempuan yang dilahirkan E setelah dirudapaksa sang ayah.

Akan tetapi, kasus tersebut baru diketahui polisi belakangan ini, setelah korban menderita selama bertahun-tahun.

Menanggapi hal ini, Kapolresta Banyumas Kombes Pol. Edy Suranta Sitepu memberikan penjelasan.

Melansir Tribunjateng.com, Edy mengatakan pihaknya baru mengetahui kasus tersebut lantaran selama ini belum mendapat laporan dari warga sekitar lokasi.

"Tentunya kita belum ada laporan dari masyarakat akan hal itu, kemudian juga mendalami semua informasi dari E dan S ibu kandungnya," terang Edy dikutip TribunJateng.com, Jumat (30/6/2023).

Mirisnya, ibu kandung korban, S, ternyata mengetahui perbuatan bejat suaminya.

Baca Juga: Rudi Bongkar Sosok yang Suruh Dirinya Inses dengan Anak Hingga Bunuh Seluruh Bayi yang Dilahirkan di Banyumas, Polisi Tak Mau Langsung Percaya

Alih-alih membantu sang anak kandung, S justru bungkam karena diancam tersangka, dan turut berperan saat E melahirkan anak-anaknya.

Sementara, aksi bertahun-tahun R juga diduga telah diketahui warga sekitar rumahnya.

Terbukti ia pernah diusir hingga terpaksa pindah rumah ke wilayah yang tidak terlalu jauh dari TKP.

Alih-alih melapor, warga sekitar ikut bungkam dan terkesan acuh mengenai hubungan inses ayah dan anak tersebut.

Hal ini pun semakin menyulitkan pihak berwajib untuk mendeteksi kasus tersebut.

"Saya kira (warga sekitar-red) tahu karena dekat dengan pemukiman penduduk," terang Edy.

"Akan kita teliti lebih lanjut, penting bagi keamanan dan ketentraman masyarakat," lanjutnya.

Menurut Edy, tersangka yang berprofesi sebagai buruh bangunan melakukan kejahatannya setelah bertemu dengan guru spiritual berinisial B pada 2011.

Dari sosok tersebut, ia mengaku mendapat bisikan agar melakukan inses dengan anaknya dan membunuh 7 bayi yang dilahirkan.

"Bahwa 2011 tersangka Rudi (R) kerja di Klaten sebagai buruh bangunan dan bertemu dengan B. Melalui B itu supaya melakukan hubungan dengan anaknya dan kalau melahirkan supaya dikubur," terang Edy.

"Selama 7 kali berturut-turut. Nanti kalau sudah datangi kuburan anakmu maka akan ada yang mengantarkan uang. Tetapi ini masih dalam pendalaman atau hanya karangan. Dan B ini sudah almarhum. Kita akan dalami kebenarannya," tandasnya.

Baca Juga: Begini Cara Licik Tersangka Kasus Hubungan Inses Ayah dan Anak di Banyumas Bisa Bungkam Mulut Istrinya Selama 10 Tahun

Alasan istri tidak melapor

Melansir Kompas.com, Edy menjelaskan, tersangka R memiliki tiga istri, yang mana istri pertama dan kedua sudah bercerai.

Sementara istri ketiga tidak melapor karena diancam R akan dibunuh jika ada orang yang tahu.

Selain itu istrinya berinisial S sudah tidak satu rumah lagi.

Hal ini membuat korban E dan S tidak berani mengungkap perbuatan tersangka.

Bahkan E juga kerap mendapatkan ancaman jika tidak melakukan hubungan inses tersebut dengan R.

"Ketika melakukan hubungan badan ini di bawah tekanan dan diancam akan dibunuh," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, polisi menemukan kembali kerangka bayi hasil inses ayah dan anak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dalam pencarian lanjutan yang dilakukan, Jumat (30/6/2023).

Dengan penemuan ini, total telah ada enam dari total tujuh bayi yang dikubur di sebuah kebun di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan ini.

"Kami menemukan tulang manusia di area yang sama. Ini adalah penemuan yang keenam," kata Kapolsek Purwokerto Selatan, Kompol Puji Nurochman kepada wartawan di lokasi, Jumat.

(*)