Find Us On Social Media :

Korban Inses di Bengkulu Berperilaku Aneh, Sikap Bersimpuh dan Peluk Kakak Kandung yang Menghamilinya Membuat Janggal

R (16), perempuan muda dari Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menjadi korban kekerasan seksual kakak kandungnya sendiri, KH (21).

GridHot.ID - KH (21), warga Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu ditangkap polisi karena menghamili adik kandungnya, R (16) hingga memiliki anak yang kini berusia dua tahun.

Ternyata dari hubungan inses tersebut, korban sudah tiga kali hamil dan dua di antaranya keguguran.

Seperti dilansir Gridhot.id dari Kompas.com, polisi menduga, hubungan antara KH dan R diketahui oleh orangtuanya, namun berusaha ditutup-tutupi.

Kasus tersebut terungkap saat R diantar orangtuanya untuk berobat ke bidan desa karena sakit.

Saat diperiksa, R dinyatakan mengalami keguguran.

Kini, sikap seorang adik korban Inses di Bengkulu membuat polisi dan tim Kemensos syok.

Bagaimana tidak, sudah tiga kali dihamili kakak kandungnya, seorang adik berinisial R (16) malah bersimpati pada pelaku.

Bahkan R yang baru saja keguguran dan masih memakai infus rela ke kantor polisi untuk menemui kakak kandung yang merusak dirinya tersebut.

Saat itulah korban RI meluapkan emosinya, RI langsung bersimpuh dan memeluk pelaku KH (21) yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri.

Dengan suara lirih, RI berujar dengan suara bergetar, "cepat pulang kak. Jangan lama-lama, aku tunggu."

 Baca Juga: Istri dan Warga Sekitar Tahu, Ini Alasan Kasus Inses Ayah dan Anak di Banyumas Awet 10 tahun

Di depan sejumlah anggota polisi dan pekerja sosial Kementerian Sosial (kemensos) yang mendampingi, RI tak kuasa menahan tangis.

Padahal saat itu RI dalam keadaan lemah usai keguguran, dengan tangan masih diinfus.

Adegan tersebut belakangan terungkap dalam video yang sempat direkam oleh pekerja sosial Kementerian Sosial.

Terungkapnya adegan menangis peluk pelaku kasus inses Bengkulu, membuat kasus ini janggal.

Sikap RI menangis memeluk pelaku dianggap sebagai perilaku tidak biasa dari seorang korban.

Perilaku RI mirip seperti gejala sindrom stockholm atau stockholm syndrome.

Stockholm syndrome adalah suatu gangguan psikologis yang membuat korban malah memiliki rasa kasih sayang dan empati terhadap pelaku.

RI seperti tidak merasa sebagai korban dalam kasus inses Bengkulu ini.

Sebaliknya, RI terlihat seakan menaruh simpati pada pelaku yang menghamilinya hingga 3 kali.

Pelaku yang tak lain adalah kakak kandung RI itu juga belakangan disebut RI hanya memintanya untuk menjaga rahasia, bukan ancaman akan dibunuh.

 Baca Juga: Heboh Kasus Inses di Bengkulu, Kakak Setubuhi Adik Kandung hingga Korban Hamil 3 Kali, Orang Tua Seakan Menutupi

(*)