Find Us On Social Media :

Mantan Senator Bongkar Dugaan Rencana STIP Rekayasa Kematian Putu Satria: Biar Semua Orang dan Media Nggak Tahu!

Putu Satria Ananta Rustika (19), mahasiswa atau taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang tewas di dalam kampusnya Jumat (3/5/2024) pagi, diduga dianiaya oleh seniornya. Terkuak 4 faktanya!

Gridhot.ID - Kasus kematian Putu Satria Ananta Rustika (19) di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta kini telah membuat sang direktur dicopot dari jabatannya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, menurut Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia, Pius Laja Pera hukuman tersebut nyatanya masih dirasa kurang di dalam kasus penganiayaan di STIP ini.

Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia Pius Laja Pera meminta Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Ahmad Wahid ikut bertanggung jawab secara hukum, tidak cukup dibebastugaskan saja.

"Bukan hanya dicopot (dari jabatannya) seharusnya bertanggung jawab secara hukum," kata Pius saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (12/5/2024).

Kasus tewasnya taruna karena diniaya senior dinilai sebagai kelalaian pihak manajemen kampus.

Menurut Pius, pihak manajemen kampus, terutama Direktur STIP, bisa saja diminta bertanggungjawab secara hukum.

"Kan ada KUHP-nya jika seseorang atau sebuah instasi lalai dalam melaksanakan tugasnya dan menyebabkan kematian, maka bisa dikenakan pasal," sambung Pius.

Pius juga menyarankan agar semua jajaran STIP, mulai dari direktur, pengajar, staf, taruna, dan taruni, ke depannya dibuatkan pakta integritas serta sangsi hukum yang jelas apabila melakukan kekerasan di lingkungan kampus.

"Pakta integritas itu membuat semua merasa bertanggung jawab dan ada efek jeranya," jelasnya.

Kini ditambah lagi muncul dugaan adanya rekayasa yang akan dikeluarkan dari pihak STIP untuk menutupi kasus kematian Putu Satria sebelum semuanya terbongkar.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, terungkap kasus penganiayaan siswa taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rustika (19), ternyata sempat akan direkayasa.

Baca Juga: Di Acara Ngaben Putu Satria, Warga Pajang Baliho Berisi Tampang Senior STIP Jakarta Pelaku Penganiayaan: Ini Wajah Pembunuh!

Hal itu diketahui saat bocornya pesan grup WhatsApp ke publik yang diunggah mantan Senator, Arya Wedakarna di akun media sosial.

Dari tangkapan layar di grup WhatsApp bernama 'STIP ANGKATAN 66' berisi narasi kematian Putu yang disinyalir akibat sakit jantung.

Serangan itulah yang diduga berujung pada kematian Putu.

"Infonya taruna tersebut sakit serangan jantung sehabis olahraga pagi dan bersih-bersih kampus. Tim dokter bilang tidak ada tanda-tanda kekerasan. Namun masih menunggu hasil visum infonya almarhum sudah diserahkan Dishub karena titipan taruna daerah."

"Dibikin kronologinya begini, biar semua orang dan media gak tau apa yang sebenarnya terjadi," demikian isi pesan grup WhatApp yang dibeberkan Arya.

Demikian juga keluarga korban yang menduga penyebab kematian Putu memang awalnya hendak direkayasa.

Namun, pihak keluarga tetap menunggu hasil penyelidikan pihak kepolsian soal kebenaran peristiwa ini.

"Sekarang tinggal kita tunggu hasil penyelidikan terhadap dugaan rekayasa cerita yang ada di grup taruna,” kata Kuasa hukum keluarga Putu, Tumbur Aritonang saat dihubungi, Jumat (10/5/2024).

Diketahui, Putu tewas setelah dianiaya oleh beberapa seniornya.

Ia tewas setelah dipukul beberapa di bagian ulu hati.

Saat dalam kondisi tidak sadarkan diri, lidah Putu justru ditarik sehingga makin kesulitan bernafas.

(*)