Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Gridhot.ID - Belakangan ini, masyarakat Indonesia digegerkan dengan kabar warga Aceh yang beramai-ramai membuat paspor demi bisa ke Jakarta.
Hal ini dilakukan lantaran harga tiket pesawat domestik yang terlampau tinggi.
Sebagian warga Aceh, terutama yang hendak pergi ke Jakarta dengan uang pribadinya pun akhirnya memilih terbang ke Jakarta melalui Kuala Lumpur.
Mahalnya harga tiket pesawat ini rupanya tak hanya berimbas pada masyarakat.
Baca Juga : Buntut dari Fenomena Warga Aceh Berbondong-bondong Buat Paspor, Harga Tiket Pesawat Akhirnya Diturunkan
Namun juga pada agen travel di Pekanbaru ini.
Seperti dilansir dari Kompas.com, sejak beberapa hari terakhir, agen travel di Pekanbaru, Riau tidak lagi menjual tiket pesawat domestik.
Salah satu agen travel yang tidak lagi menjual tiket penerbangan domestik adalah Muhibah Travel yang terletak di Jalan Kartini.
Menurut pemilik travel agen tersebut, hal ini dilakukan lantaran mahalnya harga tiket penerbangan domestik yang tidak terjangkau oleh masyarakat.
Baca Juga : Dari Rp 150 Ribu Jadi Rp 7 Juta, Gubernur NTT Berencana Naikkan Harga Tiket Masuk Taman Nasional Komodo
Ibnu Mas'ud, pemilik Muhibbah Travel tersebut juga mengaku sudah tidak menjual tiket penerbangan domestik selama dua hari terakhir.
"Sudah dua hari kami tidak menjual tiket penerbangan domestik, karena harganya mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat" ujar Mas'ud saat ditemui Kompas.com pada Selasa (15/1/2019).
Sebagai pemberitahuan kepada masyarakat, Mas'ud memajang plang pemberitahuan tidak menjual tiket penerbangan domestik di depan kantornya.
Menurut Mas'ud, kenaikan harga tiket penerbangan domestik ini sangat berdampak terhadap usaha travel.
"Yang jelas kita tidak bisa jualan, karena kenaikannya terlalu drastis.
Kenaikan itu terlalu tinggi. Sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat.
Sehingga, bukan hanya kita sebagai dunia usaha travel agen yang susah, masyarakat juga susah jadinya" katanya.
Lebih lanjut, Ibnu Mas'ud juga mengatakan jika keputusan untuk tidak menjual tiket pesawat domestik ini merupakan bentuk protes terhadap pembuat kebijakan.
Baca Juga : Daftar Negara dengan Harga Tiket Pesawat Termurah dan Termahal
"Ini sebagai bentuk protes. Kita melakukan ini, karena melalui asosiasi, melalui jalur-jalur resmi juga sudah disampaikan ke pemerintah.
Katanya mau diturunkan, tapi nyatanya tidak turun secara signifikan. Hanya beberapa sektor yang sebenarnya tidak ramai penumpang.
Misalnya tiket Pekanbaru ke Padang, biasa cuma Rp 400 ribu. Tapi sekarang sampai Rp 800 ribu. Otomatis kan ini akan memberatkan" tandasnya.
Masih dari kacamata Ibnu Mas'ud sebagai pemilik usaha agen travel kebijakan ini dinilai tidak memikirkan efeknya yang luar biasa terhadap pertumbuhan ekonomi.
Karena yang terkena dampaknya bukan hanya masyarakat.
Tapi dunia usaha juga akan terganggu, seperti UMKM dan Pariwisata.
"Sekarang ini banyak grup-grup wisatawan menunda penerbangan domestik ini, karena harga tidak terjangkau" lanjut Mas'ud.
Bahkan, sampai ada rombongan wisatawan yang kemudian mengalihkan acara jalan-jalan ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura karena harga tiketnya jauh lebih murah.
Baca Juga : Dapat Tiket Pesawat Mahal? Ini 10 Cara Mendapatkan Tiket Murah!
Terakhir, Mas'ud mengatakan jika sebelum ada kebijakan ini, cukup banyak masyarakat yang membeli tiket di Muhibbah Travel.
Namun, setelah adanya kenaikan ini, dalam sehari ia menyebutkan hanya ada dua orang yang membeli tiket pesawat kepadanya.
"Dalam sehari ada 15-20 orang. Tapi kan sekarang masyarakat bisa beli tiket melalui online dan juga ke travel agen.
Tapi setelah kenaikan ini, dalam sehari cuma dua orang. Itu pun rata-rata yang terpaksa berangkat saja. Jadi banyak masyarakat yang menunda penerbangan domestik ini" tandasnya.
Baca Juga : Ini Penyebab Harga Tiket Pesawat ke Luar Negeri Lebih Murah Dari Pada Ke Dalam Negeri?
Ibnu Mas'ud berharap, pemerintah akan segera menurunkan harga tiket pesawat domestik tersebut.
Karena ada banyak sektor yang terdampak dengan kebijakan ini. (*)
Source | : | Kompas.com,GridHot.ID |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Komentar