Berhari-hari di lautan mereka hanya memakan sagu mentah dan air laut untuk bertahan hidup. Mereka juga berdoa agar bisa selamat.
"Kami hanya makan sagu mentah dan air laut," ungkap Rambo.
Di dalam longboat terdapat 32 orang yang terdiri dari 28 orang dewasa dan empat anak balita. Menurut Rambo, keempat anak balita itu terkadang harus menangis karena tidak dapat meminum susu. Anak-anak itu pun terpaksa harus diberikan air laut untuk diminumnya.
"Kalau anak-anak menangis diberikan minum air laut dan mereka diam," jelasnya.
Mujur pada Senin (13/5/2019) sebuah kapal ikan Karya Bahari II menemukan Rambo dan para penumpangnya.
Baca Juga : Bukan Hanya HS, Ibu-ibu Berbaju Putih dalam Video Juga Bakal Ditangkap, Polisi : Masih Dilakukan Penelusuran
Merekapun kemudian dievakuasi ke atas kapal ikan dan kemudian dibawa ke Timika dan akhirnya tiba di Pelabuhan Pomako, Selasa (14/5/2019).
"Kami bersyukur masih bisa selamat," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika Monce Brury mengatakan, pihaknya melakukan proses evakuasi korban dari kapal ikan ke kapal milik SAR Timika, pukul 08.00 WIT, di muara Pomako.
Menurut laporan awal, di longboat tersebut terdapat 30 orang, namun setelah didata ada 32 orang.
Empat orang diantaranya anak-anak. Seluruh korban kemudian dievakuasi ke Kantor SAR Timika.
"Ada satu ibu yang langsung dilarikan ke RSUD," katanya. Setibanya di Kantor SAR Timika, para korban kemudian diberikan makanan dan minuman. Selanjutnya dibawa ke RSUD untuk menjalani pemeriksaan medis. Rencananya, seluruh korban akan dipulangkan ke Asmat setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Asmat.