Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID - Aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei telah meninggalkan cerita pilu bagi sejumlah penjual yang barang dagangannya dijarah oleh massa.
Tak hanya barang dagangannya, bahkan uang tabungan mereka yang digunakan sebagai modal juga ikut raib saat kiosnya dibobol para massa.
Ismail (68), salah seorang pedagang mi ayam yang kiosnya berada di sekitar lokasi kerusuhan pun tak luput dari aksi anarkisme massa.
Baca Juga: Mirip Kasus HS, Kini Seorang Pria Bersorban Diciduk Usai Buat Video Ancam Bunuh Jokowi dan Wiranto
Masa yang saat itu membakar sebuah pos polisi ternyata juga membakar kios milik Ismail yang berada di dekat pos tersebut.
Kini warung mi ayam itu pun hanya tersisa puing-puingnya saja yang sudah hancur.
Usaha yang sudah dirintisnya sejak lama itu pun akhirnya ludes dalam waktu sekejap.
Baca Juga: Setelah Gerindra, Kini Logo PKS Ada di Salah Satu HT yang Disita dari Perusuh Aksi 22 Mei
Sudah sejak 20 tahun lalu, bapak tiga anak itu berjualan dengan menumpang di samping Pos Sub Sektor Polisi Sabang yang dibakar massa saat kericuhan yang terjadi 22 Mei 2019.
Ismail masih ingat betul bagaimana massa tiba-tiba mendatangi kios miliknya dan berteriak, "bakar" sehingga menyebabkan ia lari tunggang langgang.
Tidak ada barang yang bisa diselamatkan selain apa yang melekat di tubuhnya.
"Sebenarnya yang bakar satu, bisa dilawan. Tapi kan temannya di luar banyak. Bisa keroyok," ujar Ismail.
"Saya masih tidur itu. Kemudian ada yang lempar-lempar, saya keluar. Barang-barang (dagangan) dikeluarin, saya kira diselamatin. Ternyata, ikut dibakar," kenangnya.
Bahkan, Ismail masih ingat betul tiga tabung elpijinya dijarah oleh massa pada kericuhan yang mengakibatkannya menelan kerugian sampai Rp 20 juta.
Pasca peristiwa kelam yang menimpanya itu, kini Ismail mendapatkan telah mendapatkan gantinya.
Ternyata peristiwa kelam yang menimpa dirinya itu tak luput dari perhatian Presiden Joko Widodo.
Dilansir Gridhot.ID dari Antaranews.com (25/5/2019), Presiden Jokowi memanggil dua orang pedagang yang barang dagangannya ludes dijarah dan dibakar massa.
Selain Ismail, Rajab (60) seorang pemilik toko kelontong yang jadi korban penjarahan pada 24 Mei 2019 mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Jokowi di Istana Presiden.
Ismail dan Rajab tak menyangka mereka diundang bertemu langsung dengan Jokowi di Istana Presiden.
Baca Juga: Cerita Pilu Para Pedagang yang Dijarah Massa 22 Mei, Dagangan Ludes Tak Bersisa
"Sejak saya jualan tahun 1975 di Jakarta, baru sekarang ketemu Presiden. Sampai nangis, saking senengnya," kata Ismail saat ditemui di puing sisa warungnya, di Jakarta, Jumat (24/5/2019) malam.
Ia mengaku sangat senang bisa bertemu dengan Presiden dan diberi uang santunan untuk mengganti kerugian usahanya.
"Dikasih (uang) buat santunan. Belum tahu jumlahnya berapa, belum saya hitung. Masih di sini," katanya, sembari menunjuk kantong celananya.
Ia juga mengaku selama ini memang sangat ingin ketemu Presiden, apalagi Jokowi diketahui kerap menikmati makanan di Restoran Garuda yang berada di belakang pos polisi dekat warungnya.
"Pak Jokowi sering makan di situ (Restoran Garuda), sudah empat kali kalau enggak salah. Saya cuma lihat aja, enggak bisa ketemu. Eh, sekarang bisa ketemu," kata Ismail.
Rajab pun juga bersyukur bisa mendapatkan bantuan perhatian dari Presiden Jokowi.
"Presiden bantu berupa uang untuk modal lagi. Tapi nilainya kita belum tahu berapa ya," ujar Rajab, seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.
Rajab mengaku telah mengalami kerugian Rp 30 Juta atas kerusuhan itu, sementara Ismail mendapatkan kerugian sebanyak Rp 10 juta.
Ia berharap kejadian serupa tidak lagi terjadi di masa mendatang dan DKI Jakarta tetap aman.
Supaya orang-orang seperti dirinya tetap dapat mencari penghidupan.(*)
Source | : | Kompas.com,antaranews.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar