Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Sebuah video yang menunjukkan sifat tanpa belas kasihan beredar melalui media sosial di Afrika Selatan.
Dalam video tersebut terlihat seorang nenek-nenek yang tergeletak di lantai dengan kondisi tangannya diikat dengan bangku tunggu pasien.
Dilansir Mirror, Selasa (4/6/2019), peristiwa tersebut terjadi di sebuah Rumah Sakit di Johannesburg, Afrika Selatan pada Selasa (28/5/2019).
Baca Juga: Terpantau Lancar, Arus Mudik 2019 Jadi Bahan Candaan Netizen: Mudik Kok Gak Macet, Apa-apaan Ini
Setelah tersebar dan viral, terungkaplah apa yang sebenarnya terjadi.
Seorang wanita yang merupakan anak dari perempuan terikat tersebut kaget melihat ibunya diikat di lantai ruang tunggu rumah sakit.
Ternyata yang melakukan itu perbuatan itu adalah dokter rumah sakit itu sendiri.
Baca Juga: Masih Muda, RA Pelaku Bom Bunuh Diri Pospam Tugu Kartasura Diketahui Benci Musik Campursari
Terlihat di video yang beredar, Martha Marais (76) terbaring di lantai rumah sakit dengan tangan terikat di bangku logam.
Sang putri yang bernama Stephnie, terlihat marah dan kesal atas perlakukan pihak rumah sakit kepada ibunya.
Dia kemudian meminta pegawai rumah sakit untuk melepaskan ikatan sang ibu.
"Dia adalah ibuku, kamu seharusnya menjaganya. Tolong lepaskan dia," seru Stephnie.
Baca Juga: Obati Rindu Pada Ibu, Pria Pemalang Boyong 5 Keluarganya ke Surabaya Pakai Satu Motor Tua
Stephnie tampak berusaha menenangkan sang ibu sambil membelai rambut ibu.
Ia mengatakan sang ibu pergi ke rumah sakit karena merasa tidak enak badan.
Dia kaget saat dirinya tiba di rumah sakit melihat sang ibu dalam keadaan terbaring di lantai rumah sakit dengan tangan terikat di bangku logam.
"Dia sangat lapar dan dehidrasi. Mereka bahkan tak meminta maaf atas apa yang mereka lakukan pada ibuku," lanjutnya.
Pihak keluarga mengatakan pihaknya belum mengetahui penyebab Martha Marais mendapat tindakan sekejam itu.
Anggota dewan eksekutif kesehatan Rumah Sakit, Bandile Masuku, mengatakan akan melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
"Kami telah melakukan penyelidikan awal kami dan kami telah menerima laporan," kata Bandile Masuku.
Atas tindakan tersebut, seorang perawat, penjaga keamanan, dan dua dokter diskors dari tugas mereka.
"Kami telah melakukan usaha pemulihan dengan keluarga. Kami akan terus memberikan dukungan psikologis dan sosial kepada keluarga. Hal itu seharusnya tidak boleh dilakukan pada manusia, terutama orang yang datang ke rumah sakit kami untuk berobat," pungkasnya.(*)