Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Kasus kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019 secara perlahan mulai terbongkar.
Pihak kepolisian telah mengadakan konferensi pers pada Selasa (11/6/2019) dan membeberkan secara blak-blakan siapa saja tokoh dibalik kerusuhan 21 dan 22 Mei lalu.
Diketahui polisi menangkap 447 orang yang diduga menjadi perusuh di beberapa titik Jakarta pada 21-22 Mei 2019.
Baca Juga: Jadi Target Eksekutor Pembunuh Bayaran, Bos Charta Politika Yunarto Wijaya Beri Respon Tak Terduga
Selain itu, sejumlah tokoh ditangkap diantaranya Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zein dan Mantan Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko.
Dari kabar terbaru tokoh politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga ditetapkan sebagai tersangka.
Melansir dari siaran Kompas TV, diberitakan berdasarkan hasil investigasi Majalah Tempo edisi (9/6/2019) Habil Marati, politisi PPP diduga memberikan dana bagi calon eksekutor untuk membunuh empat pejabat negara terkait dengan rencana makar.
Sebelumnya, enam pelaku eksekutor telah berhasil diamankan dan dimintai keterangan serta diamankannya sejumlah barang bukti berupa senjata api yang digunakan untuk melakukan aksi pembunuhan berencana.
Banyak juga tokoh penting diperiksa guna mengungkap dalang kerusuhan 22 Mei yang menelan korban jiwa.
Namun, pihak kepolisian masih berusaha mengusut lagi dengan tuntas kasus kerusuhan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei 2019.
Melansir dari Tribunnews.com (11/6/2019), masih ada tersangka yang statusnya dalam pengejaran pihak kepolisian.
Tersangka itu berinisial Y.
Y sudah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).
Menurut keterangan polisi, Y merupakan salah satu aktor dibalik aksi kerusuhan yang terjadi di depan Gedung Bawaslu dan wilayah Jakarta lainnya pada 21 dan 22 Mei 2019.
Baca Juga: Ditetapkan Jadi Tersangka Makar, Mantan Kapolda Sofyan Jacob Mangkir Saat Akan Diperiksa
Dalam konferensi pers yang digelar Kemenkopolhukam, Wadir Krimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi, juga membeberkan bahwa Y sebelumnya sempat bertemu dengan Irfansyah salah satu tersangka eksekutor pembunuhan berencana yang sudah berhasil diamankan.
Tersangka Y dan Irfansyah sudah pernah bertemu di parkiran Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Kemudian mereka berdua melakukan observasi ke rumah Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika yang menjadi salah satu target pembunuhan.
Mereka diketahui telah melakukan survei sebanyak dua kali ke rumah Yunarto dan menyerahkan hasil foto-foto serta video ke Kivlan Zein.
"Di sini KZ menunjukkan foto target dan memberikan uang operasional Rp 5 juta. Saat mereka bertemu. Bukti lainnya yang kami jadikan petunjuk adalah bahwa tersangka I dan Y sudah melakukan survei dua kali dan foto-foto serta video dan sudah dilaporkan kepada KZ," kata Ade.
Selain itu, Y juga sempat tertangkap kamera pada saat bertemu Irfansyah di Alfamart kawasan Cipinang.
Untuk para tersangka yang sudah ditetapkan akan segera diproses hukum.
"Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 UU Darurat Tahun 1951, dengan ancaman pidana seumur hidup. Mereka semua bermufakat jahat melakukan pembunuhan berencana pada 4 tokoh nasional dan 1 direktur lembaga survei," pungkasnya.(*)