Pasalnya, teman-temanny mendapat revisi saat hari tersebut.
"Tapi saat 17 Agustus, saya selalu senang melihat teman-teman saya diberi remisi. Saya senang jika melihat mereka senang," ucap Tini.
Namun Tini sendiri belum pernah mendapatkan pengurangan masa tahanan atau remisi selama dipenjara.
Sebab, dirinya masih menolak untuk mengakui NKRI.
Tini yang akan bebas di bulan Oktober 2019 nanti berencana membuat toko kue setelah keluar dari penjara.
"Saya ingin mempraktekkan ilmu yang saya peroleh di lapas. Saya di sini bikin kue, sudah bisa bikin lima resep. Mohon doanya ya," katanya.
Tini kemudian sempat mengaku terkait kondisi suaminya yang kini memimpin kelompok teroris di Poso tersebut.
Tini mengatakan kalau kelompok tersebut sudah semakin melemah.
Selain kehilangan banyak pasukan, amunisi yang dikantongi juga menipis. Apalagi, hanya Ali yang punya keahlian senjata dan mengenyam pendidikan militer dari Santoso.
(*)
Source | : | Kompas.com,Surya Malang |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar