Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah merupakan sosok politisi kontroversial di mata masyarakat.
Kritikannya yang pedas kepada pemerintahan terkadang membuat masyarakat geram dengan Fahri Hamzah.
Kini Fahri Hamzah sudah mulai bersiap-siap untuk meninggalkan kursi di DPR.
Baca Juga: Hampir Semua Laki-laki di Desa Ini Lakukan Praktik Poligami, Alasannya Sungguh Mengejutkan
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Fahri bahkan sudah mulai mengemas barang-barang di ruang kerjanya untuk dibawa pulang.
Ketika ditemui wartawan, Fahri nampak menunjukkan beberapa karakter atau sifatnya yang jarang diketahui publik.
Dirinya mengaku sudah mengemasi segala barang pribadinya karena memang punya sifat yang senang rapi.
"Saya masih di sini sampai Senin. Senin sore, lah, Senin malam sudah semua barang, sudah saya kembalikan, saya agak rapi soal ini," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Jum'at (28/9/2019).
Menjadi sosok yang terstruktur, Fahri Hamzah bahkan sudah mempersiapkan boksnya sejak enam bulan lalu.
"Sejak enam bulan lalu saya punya boks sehingga keuangan adminstrasi harta benda teridentifikasi semua," ujarnya.
Fahri juga sudah berprinsip tak akan membawa barang milik negara sekecil apapun itu.
"Sendok milik negara enggak ada yang terbawa, enggak boleh itu. Enggak boleh yang punya negara,"
"Tapi kalau milik saya mungkin boleh saja tertinggal. Yang penting enggak boleh ada milik negara pindah ke rumah saya," ujar dia.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, buku-buku di ruang kerja Fahri Hamzah juga sudah tampak kosong.
Hanya beberapa buku dan dokumen di mejanya yang belum dikemasi.
“Kalau soal itu saya orang yang terencana, beberapa hari sebelumnya saya sudah buat rencana,"
"Itu sudah ada ratusan kardus, sudah saya pisahkan antara keperluan administrasi, keuangan, keperluan kantor, lalu antara barang negara atau barang milik saya sudah saya pisahkan, ada di sana kalau mau lihat,” ungkap Fahri Hamzah
Fahri Hamzah mengaku kalau dirinya merupaka orang yang rigid atau kaku untuk permasalahan tertentu.
Misalnya seperti mengemasi barang-barang ini.
“Saya rigid kalau masalah itu. Saya panggil staf saya masih ada masalah atau tidak, kalau masih ada akan segera saya selesaikan. Besok Sabtu sudah terakhir mungkin,” ujarnya.
“Rumah dinas juga tak pernah saya pakai, hanya untuk menjamu teman atau bertemu orang,” tambahnya.
Dirinya juga tak melibatkan keluarga sama sekali dalam mengemasi barang-barang.
“Istri saya masuk ruangan ini mungkin baru sekali, anak saya juga. Saya dan istri memiliki prinsip bedakan antara keluarga dan pekerjaan, karena untuk menjadi contoh bagi anak-anak kami untuk tumbuh mandiri, tidak bergantung dengan orang lain,” katanya.
Fahri Hamzah mengaku dirinya tidak merasa sedih harus meninggalkan ruang kerjanya.
“Saya tidak memandangnya secara personal, karena ini adalah jalan perjuangan, biasa ada naik turun dan lika-liku,"
"Di ruang publik saya harus lebih menonjolkan rasional, tapi memang ada teman-teman yang sedih, staf saya ada yang sudah bekerja dengan saya sekitar 10 tahun sedih, tapi itu semua manusiawi lah,” kata Fahri.
(*)