Betran juga menjelaskan seusai dijemur di bawah matahari, tidak lama kemudian oknum guru berinisial CS (58) menyuruh kami untuk berlari memutari lapangan sebanyak 20 kali.
Pada saat mulai mengikuti perintah dari gurunya, tiba-tiba korban pingsan dan jatuh di halaman sekolah.
"Saya tidak mengatakan kepada Mem kalau korban sudah mengeluh pusing," bebernya.
Katanya juga, ketika diputaran ke empat, korban jatuh pingsan dan wajanya terbentur di tanah.
"Kami langsung berhenti berlari dan mengatakan kepada Mem bahwa Fanly sudah pingsan," ucapnya.
Fanly pun segera dilarikan ke rumah sakit Auri, dan dirujuk ke RSUP Kandou Manado.
Namun sayangnya nyawa korban sudah tak tertolong lagi.
Selanjutnya jasadnya di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.
Hal ini juga telah di konfirmasi oleh ayah korban saat diwawancarai.