Mereka biasanya berjualan di kawasan SD Kanisius Semanggi II, SD Al-Fajar Semanggi, dan Kantor Majelis Tafsir Alquran (MTA) Semanggi.
"Kami berputar-putar paling jauh di kawasan Alun-Alun Kidul Keraton Solo, Gladag, Balaikota, terkadang sampai Pasar Gedhe," tutur Painem.
Painem mengatakan, saat berjualan keduanya akan berusaha untuk mendatangi titik-titik keramaian.
Parmin mengatakan bakso yang dijualnya merupakan hasil olahan sendiri.
"Kalau dulu itu, saya pernah sama orang lain, ikut tempatnya orang," kata Parmin.
Parmin belajar mengolah bakso dari seorang juragan bakso bernama Hartono di daerah Kelurahan Jagalan, Solo.
"Juragan saya itu biasanya borong dua hingga tiga kuintal daging, kemudian itu dicacah-cacah," tutur Parmin.
"Hasil cacahan terus dimasukkan ke bak, terus diaduk sama tangan, itu dulu sebelum ada gilingan," imbuhnya membeberkan.
Source | : | Instagram,Tribunsolo.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar