Sesekali waktu Ninik membawa calon suaminya, Kusni hanya bisa terharu.
Hari-hari di penjara dijalani Kusni dengan senang hati. Ia merasa begitu sehat dengan keinginan untuk berbuat baik.
Sehari setelah natal di tahun 1968, Kusni menerima Sakramen Pemandian. Kusni memilih nama Ignatius.
Selama pelajaran agama, ia mendengar nama itu merupakan perusak gereja berubah jadi orang saleh dan pendiri Serikat Jesus.
Di penjara, dia mulai dikenal sebagai orang yang baik dan religius. Tapi terkadang kebaikannya justru membuat ia nafsu dan mudah marah.
Tetapi kedatangan anak istri menimbulkan rasa malu dan menyadarkannya lagi. Bahkan, Kusni yang berangsur tua ini sempat merawat dua orang anak muda selama di penjara.
Ia mendidik anak tersebut sebagai bentuk pelampiasan apa yang tidak bisa ia lakukan terhadap anaknya sendiri. Suatu malam Kusni merenung.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar