Di penjara, dia mulai dikenal sebagai orang yang baik dan religius. Tapi terkadang kebaikannya justru membuat ia nafsu dan mudah marah.
Tetapi kedatangan anak istri menimbulkan rasa malu dan menyadarkannya lagi. Bahkan, Kusni yang berangsur tua ini sempat merawat dua orang anak muda selama di penjara.
Ia mendidik anak tersebut sebagai bentuk pelampiasan apa yang tidak bisa ia lakukan terhadap anaknya sendiri. Suatu malam Kusni merenung.
Ia merasa ingin belajar lebih di luar dinding penjara. Kusni merasa apa yang ia dapatkan dipenjara sudah pada ujungnya dengan menjadi pemuka blok dan bekerja.
"Tapi mungkinkah ini? Adakah pengertian yang bisa memahaminya?" Kusni merenung.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kusni Kasdut Penjahat yang Fenomenal: Tobat Setelah Empat Vonis Hakim (4)"
(*)