"Ayah saya Ninik ayah," ucapnya lagi.
Kusni terkaku, ia merasa tidak pantas menerima air mata dan kasih sayang gadis itu. Malu bukan main.
Akhirnya, perlahan dipeluknya anak itu. Kusni tak mampu menahan air matanya jatuh kepala Ninik.
Diraihnya kepala anak itu dan dicium pipinya.
Sejak saat itu, Ninik rutin datang mengunjungi selnya. Sekali dalam seminggu.
Sesekali waktu Ninik membawa calon suaminya, Kusni hanya bisa terharu.
Hari-hari di penjara dijalani Kusni dengan senang hati. Ia merasa begitu sehat dengan keinginan untuk berbuat baik.
Sehari setelah natal di tahun 1968, Kusni menerima Sakramen Pemandian. Kusni memilih nama Ignatius.
Selama pelajaran agama, ia mendengar nama itu merupakan perusak gereja berubah jadi orang saleh dan pendiri Serikat Jesus.