Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dikenal Pasukan Perang Paling Mematikan di Dunia, Batalyon Gurkha Sempat Diturunkan di Singapura, Kawal Pertemuan Donal Trump dengan Presiden Korea Utara, Jangan Remehkan Kekuatannya!

None - Senin, 09 Desember 2019 | 08:13
Pasukan Gurkha.
Business Insider.

Pasukan Gurkha.

Gridhot.ID -Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pernah bertemu di Singapura pada 12 Juni 2018 lalu.

Singapura terpilih sebagai tuan rumah pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Kim Jong Un.

Untuk mengamankan hajatan yang digelar, otoritas Singapura meminta bantuan Resimen Gurkha, pasukan legendaris dari Pegunungan Nepal.

Baca Juga: Sanggup Gempur Musuh dari Arah Laut, Tank Arisgator Milik TNI AD Bisa Langsung Usir Penyusup, Lebih Hebat dari Senjata Angkatan Laut?

Keberadaan pasukan Gurkha sudah mulai terlihat di sejumlah titik-titik penting di Singapura.

Mereka mengenakan rompi antipeluru, menenteng senapan serbu tempur FN SCAR buatan Belgia, dan pistol di sarung kaki.

Meski begitu, sebilah pisau kukri tetap selalu mereka bawa. OrangGurkha tak pernah meninggalkan kukri.

Baca Juga: Senjatanya Dibawa Lari Kawan Sendiri, 2 Anggota KKB Purom Wenda Papua Tewas Ditembak Mati, Markasnya di Distrik Balingga Berhasil Dikuasai TNI

Menurut kebiasaan, setiap kukri terhunus harus ada darah yang tumpah.

"Mereka adalah salah satu yang terbaik yang bisa ditawarkan Singapura," kata Tim Huxley, pakar International Institute for Strategic Studies (IISS) seperti dilansir ABC News.

Ya, resimen Gurkha namanya memang begitu legendaris. Mereka dikenal sebagai yang paling berani di antara para pemberani, terganas dari yang terganas.

Baca Juga: Tak Sengaja Temukan Bungkusan Plastik Berisi Granat, 2 Anggota TNI Jadi Korban Ledakan di Monas Saat Tengah Berolahraga

Lebih baik mati dari dipada jadi pengecut

Gurkha berasal dari wilayah pegunungan Gorkha, salah satu dari 75 distrik Nepal modern. Nama itu jugadipakai oleh sebuah kerajaan pada abad ke-18.

Kerajaan tersebut berperang melawanInggris. Namun tentara Inggris tak pernah bisa mengalahkan mereka.

Pepatah klasik berkata, "Jika dia tak bisa kamu kalahkan, rangkullah sebagai kawan."

Baca Juga: Dikira Cuma Helikopter Biasa, Pilot TNI AU Kaget Saat Pesawat F-18 Australia Gentayangan di Atas Langit Kupang, Jet Tempur Hawk 109/209 Indonesia Sudah Siap Tembakkan Rudalnya, Tapi Justru Begini Endingnya

Pisau kukri.

Pisau kukri.

Setelah dua tahun berperang tak kunjung menang, pada 1815 Inggris berbalik arah dengan merekrut orang Gurkha sebagai tentara yang melayani kepentingan mereka.

Sebenarnya secara fisik tak ada yang istimewa dari orang Gurkha. Postur mereka kecil dan tidak tinggi.

Meski begitu, masalah nyali, kesetiaan, dan keberanian mereka jangan pernah ditanya.

Baca Juga: Badan Raksasa Anggota Marinir Amerika Dibuat Tak Berdaya, Tanguhnya Fisik TNI AL Bikin Kaget Pasukan Negara Tetangga, Tetap Gondol Medali di Ajang RIMPAC Bahkan Saat Sedang Berpuasa

"Lebih baik mati daripada hidup sebagai pengecut," begitulah prinsip lelaki Gurkha.

Ada sebuah cerita, seorang serdadu Gurkha kehabisan amunisi saat membela Inggris di Perang Dunia II.

Bukannya bersembunyi, dia justru menghunus kukri yang terselip dipinggang untuk kemudian berlari dan melompat ke tank Jerman yang melintas.

Leher serdadu Jerman di atas tank digoroknya hingga tewas.

Baca Juga: Sempat Jadi Medan Pertempuran Sengit Antara Fretilin dan TNI, Inilah Sederet Fakta Unik Soal Timor Leste, Negara Kecil di Sebelah Utara Australia yang Merdeka 2 Kali

Pasukan Gurkha era 1950-an.

Pasukan Gurkha era 1950-an.

Musuh lari terbirit-birit

Sepanjang dua abad, sudah tak terhitung pertempuran yang dialami Resimen Gurkha dalam melayani Inggris.

Dalam Perang Dunia I, pasukan ini juga ikut bertempur di medan perang Perancis, Mesopotamia, Persia, Mesir, Gallipoli, Palestina dan Salonika. Atas kerja keras dan prestasi mereka dalam peperangan tersebut, Gurkha berhasil mendapatkan 2 penghargaan bergengsi Victoria Crosses.

Pada Perang Dunia II, sebanyak 112.000 tentara Gurkha bersama Pasukan aliansi Commonwealth saling bahu membahu dalam perang di Suriah, Afrika Utara, Italia, Yunani bahkan sampai Malaysia dan Singapura. Untuk hal tersebut, mereka mendapat 10 penghargaan Victoria Crosses.

Baca Juga: Gentayangan di Langit Bawean, Keberadaan 5 Pesawat Amerika Berhasil Diendus TNI AU, Langsung Kirim Jet Tempur F-16 untuk Duel Lawan F-18 US Navy, Tapi Justru Begini Endingnya

Pada masa perang Malvinas, dalam suatu front pertempuran, Inggris mempropagandakan kepada pihak militer Argentina akan menyertakan 1 batalyon pasukan Gurkha-nya. Mendengar hal itu tentara Argentina langsung lari terbirit-birit meninggalkan pos-pos mereka.

Meski dianggap sebagai tentara tangguh dan pemberani, dalam situasi damai, orang-orang gunung ini adalah orang yang ramah.

"Gurkha memperoleh pujian tinggi karena ketenangan, efisien dan pembawaan bersahabat bagi kedua belah dua pihak. Kehadiran mereka di Syprus, membantu menenangkan situasi yang sangat berbahaya," tulis E.D Smith dalam Britain's Brigade of Gurkhas (1985).

Baca Juga: Bisa Mengunci Sasaran Tanpa Melongok ke Luar, Tank Canggih Buatan PT Pindad Ini Bisa Antarkan TNI Naik Prestasi, Militer Israel Bersiap Kalah Lagi

Tidak hanya melayani Inggris

Setelah kemerdekaan India dan Nepal, pasukan Gurkha tidak hanya melayani Inggris. Sebagian bergabung ke organisasi militer India dan Nepal meski tetap ada yang terus bergabung di kesatuan Inggris.

Selain itu Gurkha juga diperbantukan ke Singapura dan Australia.

Singapura memberdayakan orang-orang Gurkha sebagai bagian dari kepolisian Singapura sejak 1949.

Namanya Gurkha Contingent, sebuah pasukan para militer yang mirip Brigade Mobil (Brimob) di Indonesia.

Baca Juga: Dikejar Target Tahun Depan Harus Rampung, Pembangunan Trans Papua Tak Selesai Gara-gara Banyak Teror Penembakan, TNI Bakal Ikut Garap Proyek Jadi Benteng Lawan KKB

Latihan fisik pasukan Gurkha di nepal.

Latihan fisik pasukan Gurkha di nepal.

Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew begitu takjub pada orang-orang gunung ini.

Lee takjub ketika Singapura dalam kerusuhan etnis, di mana polisi dari etnis Melayu menyerang orang-orang Tionghoa dan sebaliknya polisi etnis Tionghoa menyerang orang-orang Melayu.

"Gurkha di sisi lain, netral, selain memiliki reputasi penuh disiplin dan setia," aku Lee dalam autobiografinya, The Singapore Story: Memoirs of Lee Kuan Yew (1998).

Di Singapura mereka diberikan tempat tersendiri untuk tinggal bersama komunitasnya, yakni di Mount Vernon Camp, jauh dari perkotaan.

Baca Juga: Bangun Benteng Pertahanan Udara di Wilayah Timur Indonesia, TNI AU Jadikan Koopsau III di Papua Markas Hadapi Australia, Kebiasaan Nakalnya Nyelonong Masuk Jadi Ancaman Nyata

Ironisnya, ada peraturan bahwa pasukan Gurkha dilarang menikah dengan wanita lokal Singapura.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul:"Kenapa Mesti Pasukan Gurkha yang Amankan Pertemuan Presiden Trump dan Kim Jong Un?"

(*)

Source : Intisari Online

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x