Dialah pujaan tanpa banding. Dialah tali pengikat yang kuat bagi kerajaan, yang telah berlangsung selama lebih dari enam puluh tahun.
Figur legendaris - manis, periang, penuh senyum, dan selalu bekerja keras untuk kerajaan - ini sudah dikenal sejak penobatannya 63 tahun silam.
Namun, pemujaan terhadap wanita Skotlandia bertubuh pendek gemuk ini mulai meroket saat pecah perang.
Ketika terjadi serangan udara Jerman terhadap Inggris pada September 1940. la, yang saat itu Ratu Inggris, menolak meninggalkan negerinya untuk mengungsi bersama kedua putrinya, Elizabeth dan Margaret.
Wanita menarik ini tampak berada di antara reruntuhah gedung. Ia menginspeksi seluruh daerah di negerinya 'yang jadi korban bom.
Selama kunjungan itu, ia berpakaian sesuai saran desainernya, Norman Hartnell.
Ia tak pernah memakai warna hitam (tanda berkabung) atau merah (yang terlalu gembira).
Ia lebih sering memilih warna-warna optimis yang tidak mencolok, seperti merah jambu, biru muda, atau ungu muda yang dicocokkan dengan topi dan perhiasannya.
"Ia mengenakan mantel panjang yang halus dan kehilangan senyum ketika melihat Jembatan London hancur," kenang seorang serdadu dengan penuh hormat.
Bahkan saat Istana Buckingham dijatuhi bom dan suaminya yang sakit-sakitan terluka, ia tidak menangis.
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar