"Bom-bom ini dari mana bantu ini, kita cek. Ini bom ini kita juga tidak tahu. Ini lain, ini negara yang mana punya, kita juga tidak tahu. Ini lain, warna lain juga. Ini lain juga. Ini semua macam-macam semua. Ini juga, ini lain. Ini juga lain, kita juga tidak tahu," kata Lekagak Telenggen.
"Jadi ini kita tidak tahu, negara Indonesia punyakah, negara di luar punya bantu," imbuhnya.
Lekagak Telenggen lantas meminta negara luar untuk menghentikan bantuan senjata kepada Indonesia.
"Kami meminta kepada Amerika dan Australia untuk segera menghentikan bantuan persenjataan kepada Indonesia, termasuk bom-bom ini. Mengapa? Karena dengan bantuan peralatan perang oleh Amerika dan Australia kepada Indonesia, maka dengan peralatan itu juga Indonesia membumihanguskan orang asli Papua," ujar Lekagak Telenggen.
Lekagak Telenggen juga merampas 4 pucuk senjata dalam insiden pembantaian anggota TNI di Nduga pada 7 Maret 2019 lalu.
Melalui pernyataan resminya, Lekagak Telenggen tak mengakui jumlah korban tewas akibat insiden itu.
"Hari ini 11/3/2019 PERNYATAAN SIKAP KOMADAN OPERASI UMUM TPNPB se Tanah Papua, Mayjend. Lekagak Telenggen Terkait Peristiwa 7 Maret 2019 di Kampung Windi Distrik Derakma, Bahwa :
1. Saya selaku Komadan Operasi umum 30 Kodap TPNPB Se Tanah Papua sudah menerima Laporan Resmi bahwa Brigjend. Egianus Kogeya dan Pemne Kogeya pimpinan KODAP III Ndugama telah merebut 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota TNI di Distrik Derakma Kab Nduga _Papua.