Kesembilan, keterlibatan orang tua dalam mengontrol dan memotivasi anak sangatlah tinggi. Contoh saja, ketika sedang belangsung ujian semester, orang tua sama-sama mengumpulkan uang untuk menyiapkan makanan (jajanan) sehat di sekolah.
Mereka membuka kantin dadakan dan memberikan langsung jajanan kepada siswa ketika jam istirahat ujian. Ini bentuk dukungan moril yang sangat bagus, pelaksanaan ujian terasa lebih ringan dengan hadirnya orang tua ke sekolah. Momen ini menjadi sangat ditunggu-tunggu dan dikenang.
Kesepuluh, ada undang-undang yang mengatur pelanggaran di sekolah. Ini untuk memastikan hak siswa dan standar pelayanan minimal. Kepala sekolah memungkinkan didenda jika terbukti lalai dalam memimpin sekolah.
Guru yang lalai pada kewajibannya pun, seperti tidak menyusun RPP, tidak merencanakan, dan melaporkan rencana kerja guru, bisa dikenakan denda. Taksirannya sekitar RM600, bisa lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung tingkat kelalaian.
Kesebelas, pertanyaan dari para peserta ketika berkunjung ke sekolah adalah yang sifatnya perbandingan. Misal, jika di Indonesia begini, maka seperti apa di Malaysia.
Di antara pertanyaan perbandingan itu, tiga pertanyaam yang paling semangat ditanyakan: 1) model RPP, 2) jumlah mata pelajaran, dan 3) gaji.
Malaysia memiliki RPP yang sangat ringkas, tapi terukur, sedangkan mata pelajaran, ada mata pelajaran wajib dan pilihan. Jumlahnya pun sangat sedikit. Untuk jurusan IPA, misalnya hanya ada tujuh mata pelajaran wajib: matematika, fisika, kimia, biologi, sejarah, bahasa Melayu, dan bahasa Inggris.
Selebihnya mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran pilihan ini dipilih oleh siswa berdasarkan minat masing-masing.
Terkait gaji, seorang guru (dan atau kepala sekolah) dengan grade tertinggi, memiliki gaji RM10.000 atau setara dengan 34 juta rupiah.
Keduabelas, hari efektif sekolah lima hari. Mulai dari Senin sampai Jumat, pukul 07.30 sampai dengan 14.30.