Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - maskapai Garuda Indonesia kembali mendapat sorotan usai belum lama tersangkut kasus penyelundupan.
Kali ini yang menjadi sorotan masih sekitar barang bawaan yang berada di bagasi Maskapai Garuda Indonesia.
Dikabarkan pada Selasa (17/12/2019), seorang penumpang Maskapai Garuda Indonesia mengeluhkan soal barang bawaannya di bagasi hilang.
Barang bawaan itu adalah sebuah sangkar burung yang didalamnya terdapat burung kacer seharga Rp 150 juta.
Sang pemilik Rendy Lesmana mengetahuinya saat mengecek antrean bagasi usai terbang dari Jakarta menuju Pontianak.
Pada saat di cek, sangkar sudah dalam kondisi rusak dan burung kacer miliknya raib.
Kronologi awalnya terjadi berawal dari Rendy yang pada saat itu akan pulang ke Pontianak usai mengikuti kontes kicau di Jakarta (12/12/2019).
Ia terbang menggunakan maskapai Garuda Indonesia dari Jakarta, Selasa (17/12/2019) sekitar pukul 18.15 WIB.
Pesawat mendarat di Pontianak pukul 20.00 WIB, Rendy langsung menuju ke antrean bagasi.
Rendy menemukan sangkar burung miliknya rusak dan burung kacernya telah raib.
Mengetahui hal itu, ia segera menghubungi manajemen Garuda Indonesia dan polisi untuk melaporkan kejadian tersebut.
Melihat keadaan tersebut, Rendy merasa sangat menyesal karena burung yang telah dipeliharanya selama empat tahun dan bernilai Rp 150 juta tersebut hilang.
"Kalau kerugian ini tidak bisa dinominalkan, karena ini burung kesayangan, berprestasi lagi," ucap dia.
Selain 2 ekor burung kacer, Rendy terbang membawa 3 ekor murai dan 3 ekor lovebird.
Delapan burung tersebut dibawa dengan enam sangkar.
Bahkan Rendy harus membayar Rp 3,5 juta pada pihak maskapai.
Ia mengeklaim, telah mengikuti prosedur penerbangan Garuda Indonesia.
"Kami tidak mau burung ini stres, burung ini untuk kontes tingkat nasional, enggak mungkin kami gunakan kargo, karena kami jaga stamina dan kondisi burung, jangan sampai stres," ujarnya.
Kejadian hilangnya burung kacer milik Rendy telah dibenarkan Station Manager Garuda Indonesia Isman Kamanjaya di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat.
Pihak maskapai mengaku, telah menggelar mediasi untuk menyelesaikan persoalan ini.
Proses mediasi diadakan di Polsek Bandara Internasional Supadio, Pontianak.
Namun, sayangnya mediasi tidak menghasilkan titik temu.
"Kesepakatan (dalam mediasi) tidak tercapai," katanya.
Rendy yang masih belum terima karena burung seharga Rp 150 jutanya raib berencana akan menempuh cara lain untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Kesepakatan yang di ambil setelah tidak terjadi kesepakatan kekeluargaan, Pak Rendy akan menempuh jalur hukum, itu saja ya, terima kasih," ujarnya.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar