"… sonder zadels te paard sitten, en met groene bamboesen tournoijen, waardoor er al veele, als geen kennis daarvan hebbende, hol over bol de grond sogten, tot bijsonder vermaak van den vorst, die sig van lachen niet onthouden kon…"
(… mengendarai, kuda tanpa pelana, bertanding dengan bambu hijau dan karena tidak memiliki keahlian untuk pekerjaan itu, berjatuhan ke tanah, yang menyebabkan Raja begitu geli dan tertawa terbahak-bahak seolah-olah tak dapat berhenti .. ).
Acara lain, tentu saja, berburu. Tiga kali Sunan berburu di hutan tanpa Coster ikut serta.
la hanya melaporkan bahwa, tanggal 11 September, ia menerima kiriman 6 ekor babi hutan hasil buruan sehari sebelumnya.
Sementara, tanggal 12 September sore, ia menerima kiriman 6 ekor babi liar hasil buruan pagi harinya dan tanggal 16 September sore, ia menyaksikan iring-iringan Sunan pulang berburu dengan hasil buruan yang tak terhitung jumlahnya.
Tanggal 15 September ketika Sunan berburu di dalam Krapyak Pring Amba, Letnan Coster turut serta.
Diceritakannya bahwa, Sunan serta para pembesar lainnya duduk di atas joli yang dipasang di punggung kerbau.
Mereka menanti berderet-deret dengan jarak berjauhan. Kemudian para perajurit dan punggawa menghalau hewan dari arah kiri dan kanan tempat pemburu-pemburu itu menanti, dengan jalan berteriak-teriak dan memukul-mukul kentongan.
Begitu hewan yang terkejut itu berlarian ke arah Sunan, mulailah para pemburu menunjukkan kemahiran masing-masing. Ada yang menembak dengan senapan, ada yang mempergunakan panah dan ada pula yang memakai lembing.
Hari itu telah dibantai tidak kurang dari 130 ekor rusa, 5 ekor banteng, dan 6 ekor sapi liar.