GridHot.ID- Klaim sepihak China terhadap Laut Cina Selatan (LCS) membuatFilipina meradang.
Ya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte marah atas kelakuan China tersebut.
Namun demikian, kemarahan Duterte seolah tak ada dampaknya.
Sebab, militer Filipina terlalu lemah untuk menghadapikapal-kapal perang milik China.
Biar begitu, Kementerian Pertahanan Filipina tetap memperkuat militer mereka dengan mencanangkan program Horizon.
Program Horizon ini mirip dengan program Minimun Essential Force (MEF) TNI yang menitikberatkanpada penguatan kekuatan laut.
Tercatat, Filipinamembeli dua kapal SSV dari PT PAL Indonesia, yakni BRP Davao Del Sur dan BRP Tarlac.
Untuk mendukung operasi amphibi, Filipina mengakuisisi kendaraan pendarat lapis baja AAV7 dari Korea Selatan.
Untuk kapal kombatan, AL Filipina membeli fregat dari Hyundai Heavy Industries, Jose Rizal Class.
Matra udara Filipina yang dulu hanya punya skuadron helikopter kini diperkuat dengan jet tempur FA-50 dari Korea Selatan.
Penguatan otot militer Filipina rupanya mendapat halangan dari adanya pertempuran Marawi, yang mana hal itu cukup menyedot anggaran pertahanan mereka.
Padahal di lautan telah bercokol AL China yang memiliki keunggulan militer jauh di atas mereka.
Contoh sengsaranya Filipina dalam meladeni aksi selonong boy China, tampak dari ditempatkannya pasukan marinir mereka di kapal rongsokanLanding Ship Tank (LST) BRP Sierra Madre.
Mengutip SCMP pada Rabu (22/1/2020), kapal tersebut sudah tidak operasional sehingga sengaja dikaramkan di perairan dangkal di kawasan Pulau Spratly, tepatnya di Ayungin yang menjadi arena 'ngotot-ngototan' China-Filipina.
Namun demikian, kapal tersebut malah dijadikan marinir Filipina sebagai pos pemantauan dan perlawanan garis depan untuk menghalau kapal-kapal perang canggih milik China.
Diketahui, untuk menghidupi para marinir, logistik didrop menggunakan pesawat udara.
Akan tetapi sarana dan prasarana dalam kapal jauh dari kata layak.
Lambung dan atap bocor sana-sini, serta badan kapal penuh karat yang mana bisa menjadi sumber infeksi tetanus bagi para marinir yang ada di sana.
Walau begitu, kehadiran kapal rongsokan itu sempat membuat China gusar.
Sebab, pemerintah Filipina ternyata pernah memperbaiki kelengkapan sarana di BRP Sierra Madre agar benar-benar bisa melakukan perlawanan sengit dikala peperangan datang, pada tahun 2015.(Seto Aji/Sosok.ID)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul "Miris Tapi Berani, Demi Jaga Kedaulatan Negaranya, Marinir Filipina Lawan Militer Kuat China dengan Kapal Perang Rongsokan"
(*)