Pulau itu terbentuk dari gunung berapi, namun gunung tersebut terakhir meletus lebih dari empat ribu tahun yang lalu.
Analisis BRGM menunjukkan bahwa lebih besar kemungkinan ada pergerakan magma di lepas pantai, di bawah kedalaman laut.
Nicolas Taillefer, Kepala Unit Seismik dan Vulkanik BRGM mengungkapkan bahwa lokasi terjadinya gempa misterius berada di tepian peta geologi yang mereka punya.
"Ada banyak hal yang tidak kami pahami," ujar Nicolas.
Data dari Institut National de L'information Geographique et Forestiere mengatakan bahwa Pulau Mayotte telah bergeser sejauh 6 cm ke timur dan 3 cm ke selatan.
Perkiraan selanjutnya, magma sebanyak 0,3 kilometer kubik sedang berjalan di bawah permukaan laut dekat Mayotte.
Dikutip dari Kompas.com,menurut analisis, pergerakan itu disebabkan oleh pengosongan waduk magma di dekatnya.
Meski begitu, penelitian lanjutan diperlukan untuk memverifikasi hal ini.
"Oleh karena itu, pengamatan ini mendukung hipotesis kombinasi tektonik dan efek vulkanik yang menjelaskan fenomena geologis yang melibatkan urutan seismik dan fenomena vulkanik," jelas pihak BRGM.