Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Jenderal Polisi (Purn.) Badrodin Haiti dikenal karena pernah menjabat sebagai Kapolri.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakapolri.
Ia menjabat sebagai Kapolri untuk menggantikan Jenderal Polisi Sutarman.
Pada tanggal 16 Januari 2015 hingga 17 April 2015, Badrodin ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kapolri yang melaksanakan tugas sehari-hari Kapolri hingga pelantikan Kapolri definitif dilaksanakan.
Melansir Antara, Badrodin dikenal tidak banyak bicara, pendiam, dan sederhana.
Meski memiliki jabatan tinggi, pria kelahiran Jember, 24 Juli 1958 itu tidak pernah menyombongkannya ketika pulang ke kampung halamannya.
Namun ternyata, ibu Badrodin, Siti Aminah, tidak merestui anaknya masuk pendidikan AKABRI untuk menjadi tentara atau polisi karena khawatir Badrodin tidak ada yang merawat saat meninggal pada waktu bertugas.
Sementara itu bapaknya, Ahmad Haiti, yang dikenal sebagai ulama di Desa Paleran itu tetap mendorong anak keempat dari delapan bersaudara itu untuk melanjutkan pendidikannya di AKABRI.
Oleh karena itu, setelah menamatkan SMA, Badrodin mendaftar AKABRI.
Dilansir dari Kompas.com, ketika bertugas sebagai Kapolda Jawa Timur, Badrodin meraih ISO 9001.
Selain itu ia juga mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia atas tercapainya persyaratan transparansi dan ketepatan waktu dalam pelayanan surat-surat kendaraan.
Badrodin juga berhasil mengungkap sindikat penipuan pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Surabaya.
Sebanyak 15 orang menjadi tersangka dalam kasus yang menghebohkan tersebut.
Walau demikian, ada juga kecacatan dalam kariernya.
Saat menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur, Badrodin gagal mengatasi konflik SARA yang melibatkan jemaah Ahmadiyah.
Aksi kekerasan menimpa jemaah Ahmadiyah, dan aparat seakan tak berdaya meminimalkan dampak negatifnya.
Badrodin pun tidak lepas dari opini publik soal keterkaitannya dengan kepemilikan rekening gendut.
Meski belum terbukti, nama Badrodin sempat disandingkan dengan sejumlah nama perwira tinggi kepolisian yang juga diduga memiliki rekening tidak wajar.
Ketika menjabat sebagai Kapolri, Badrodin penah meminta kalangan pemerintahan untuk tidak takut menggunakan anggaran pembangunan jika hal itu dilakukan secara prosedural dan dengan mekanisme yang benar.
Oleh karena itu Badrodin berharap baik pemerintah pusat maupun daerah tidak lagi menjadikan ketakutan hukum sebagai penghambat dalam penyerapan anggaran.
Kini, setelah selesai bertugas di kepolisian, sosok Badrodin Haiti memang jarang terekspos.
Walaupun sudah pensiun, mantan Kapolri ini tetap memiliki posisi penting dan jabatan mentereng.
Dikutip dari Tribunnews.com, kini Badrodin merupakan bos di BUMN, yaitu PT Waskita Karya.
Badrodin Haiti diangkat sebagai Komisaris Utama PT Waskita Karya pada 25 November 2016.
Sebagai informasi, PT Waskita Karya merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi.
Rini Soemarno yang kala itu menjabat sebagai Menteri BUMN, melirik mantan Kapolri karena melihat latar belakang Badrodin Haiti dari dunia hukum.
Ia menyebut, banyak proyek yang dijalankan perusahaan tersebut berkaitan pembebasan lahan.
Oleh karena itu, PT Waskita Karya membutuhkan sosok Badrodin Haiti sebagai Komisaris Utama.
"Waskita Karya itu banyak sekali membangun jalan tol. Waskita juga saya dorong untuk membangun transmisi PLN, yang mereka sekarang lagi membangun 500 km di Sumatera.
Sebentar lagi tambah 285 km lagi. Nah ini tidak terlepas urusannya secara hukum banyak pembebasan lahan," kata Rini Soemarno, Senin (28/11/2016).
Ia menyebut, mantan Kapolri itu akan membantu penegakan hukum terkait proyek yang dijalankan Waskita Karya.
Dilihat dari sebuah postingan di Instagram resmi perusahaan tersebut, penampilan Badrodin Haiti sekarang pun bikin pangling.
Kini, penampilan Jenderal yang satu ini tampak berbeda. Ia tampak lebih berisi dan tampil berjenggot.
Postingan itu, diunggah akun PT Waskita Karya pada 1 Januari 2020.
Baca Juga: Viral Pak Polisi Kawal Taksi Online, Ternyata Ini yang Diangkut dalam Mobil
Selain di Instagram, potret Badrodin Haiti sebagai Komisaris Utama pun tercantum dalam di laman resmi perusahaan tersebut.
"Kami melihat Pak Badrodin sebagai mantan Kapolri bisa membantu kami juga di lapangan. Itu yang kita harapkan. Penegakan hukum," katanya.
Di BUMN itu, Badrodin Haiti mengemban untuk mengawasi dan memberikan masukan atas implementasi stretegi bisnis perusahaan.
Tak hanya itu, ia pun bertanggung jawab untuk mendorong penguatan manajemen risiko dan pengendalian internal perusahaan.
Hal itu perlu dilakukan agar bisa memastikan berjalannnya produktivitas perusahaan.
Menjabat sebagai bos BUMN, Badrodin Haiti pun memiliki gaji yang fantastis.
Kompas.com pernah mengungkapkan, gaji Barodin Haiti sebagai Komisaris utama mencapai Rp 62,55 juta per bulan.(*)