Masalah yang pertama, yakni para dokter ternyata tak tahu berapa jumlah musuh yang mereka hadapi.
Yang dimaksud musuh di sini adalah para pasien virus corona.
"Masalahnya, musuhnya kami tidak tahu. Berapa jumlah musuh, kami tidak bisa melihat musuhnya di mana pada saat ini," ujar dr. Aman Bhakti Pulungan.
"Dan yang kedua, kami tidak dikasih senjata yang lengkap. Inilah perang yang harus kami lakukan, oleh semua dokter dan tenaga kesehatan yang ada," sambung dr. Aman Bhakti Pulungan.
Najwa Shihab yang mendengar curhatan dr. Aman Bhakti Pulungan ini menyoroti soal tidak adanya transparansi data pasien.
Najwa Shihab lantas memberikan pertanyaan yang cukup detail kepada dr. Aman Bhakti Pulungan terkait tranparansi data pasien.
Hal ini lantaran setiap hari pemerintah terus meng-update jumlah pasien yang positif corona di Indonesia.
"Ketika tadi Anda bilang datanya tidak transparan, data yang seperti apa ? Karena kan setiap hari kita lihat ada konferensi pers menyebutkan jumlah yang meninggal, jumlah yang positif. Apakah konferensi pers tersebut tidak cukup terbuka atau angka-angkanya Anda ragukan ?" tanya Najwa Shihab.
dr. Aman Bhakti Pulungan mengakui kalau para dokter hanya ingin pemerintah bisa membuka data pasien kepada para tenaga medis.