"Kalau tadi jaga jarak tidak dilakukan, itu juga jadi tidak berarti. Sekarang ini tinggal tergantung kita, kita mau bagaimana semua. Dengan menjaga jarak itu, itu akan sangat membantu," tutur Luhut.
"Karena dari hasil studi dengan modelling yang dibuat baik oleh teman-teman di UI, di UGM, di ITB, di BSSN, itu semua menyimpulkan bahwa jaga jarak sangat penting kalau kita mau selesaikan ini," kata dia.
Pernyataan Luhut tersebut rupanya berdasarkan kajian dari Tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.
Dilansir Gridhot dari akun Twitter terverifikasi @infoBMKG, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, membenarkan bahwa Tim BMKG yang diperkuat oleh 11 Doktor di Bidang Meteorologi, Klimatologi dan Matematika,
serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, telah melakukan Kajian berdasarkan analisis statistik, pemodelan matematis dan studi literatur tentang Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Penyebaran Covid-19.
KAJIAN Tim BMKG dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM
PENGARUH CUACA DAN IKLIM TERHADAP PANDEMI
(A Thread) pic.twitter.com/gqUKXNux0Q
— BMKG (@infoBMKG) April 4, 2020
Hasil kajian tersebut rupanya telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri.
Ia mengklaim adanya indikasi pengaruh cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran wabah covid-19.
Bahkan tertulis pula sejumlah penelitian yang sepertinya membahas hal serupa.
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar