Oleh karenanya, berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis.
Sementara itu, penelitian Chen dan teman-teman (2020) dan Sajadi berserta kawannya (2020) menyatakan bahwa kondisi udara ideal untuk virus corona adalah temperatur sekitar 8-10 °C dan kelembapan 60-90%.
Hal tersebut berarti bahwa pada lingkungan terbuka yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi lingkungan yang kurang ideal untuk penyebaran kasus Covid-19.
Berdasarkan hal itulah peneliti menyimpukan bahwa kombinasi dari temperatur, kelembapan relatif cukup memiliki pengaruh dalam penyebaran transmisi COVID-19.
Penelitian oleh Bannister-Tyrrell dan rekan-rekannya (2020) juga menemukan adanya korelasi negatif antara temperatur (di atas 1 °C) dengan jumlah dugaan kasus COVID-19 per-hari.
Penelitian Bannister-Tyrrell dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa virus corona mempunyai penyebaran yang optimum pada suhu yang sangat rendah (1–9 °C).
Berdasarkan hal tersebut berarti semakin tinggi temperatur, maka kemungkinan adanya kasus COVID-19 harian akan semakin rendah.
Selain itu, penelitian Wang dan rekan-rekannya (2020) juga menjelaskan bahwa serupa dengan virus influenza, virus Corona ini cenderung lebih stabil dalam lingkungan suhu udara dingin dan kering.