Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Bupati Klaten kembali menuai kontroversi.
Beberapa hari terakhir Bupati Klaten, Sri Mulyani, memang sedang aktif membagikan bantuan sosial kepada masyarakat.
Bantuan sosial ini ada yang berupa bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, namun ada juga bantuan dari partai politik yang menaunginya.
Melansir akun Instagram milik sang bupati @yani_sunarno, ia kerap membagikan potretnya ketika tengah membagikan bantuan.
"Berbagi bukan tentang seberapa besar dan seberapa berharganya hal yg diberikan, namun seberapa tulus dan ikhlas apa yg diberikan. Smangat gotong royong, Ikhtiar bersama lawan covid-19 (emoji bunga) #klatenlawancorona," tulis bupati wanita itu pada unggahannya Kamis (23/4/2020) pekan lalu.
Meski demikian, belakangan viral sebuah unggahan di Twitter mengenai kritik terbuka atas sejumlah bantuan dari Bupati Klaten itu.
Pasalnya, pada bantuan hand sanitizer yang diberikan Sri Mulyani kepada masyarakatnya, tertempel stiker potret dirinya.
Akan tetapi, ketika stiker tersebut dilepas, rupanya di dalamnya tertulis bahwa hand sanitizer tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Hal tersebut diunggah dengan utas oleh akun Twitter @mahasiswaYUJIEM pada Senin (27/4/2020).
Baca Juga: Gara-gara Cuci Pakaian, Ibu dan 2 Anaknya Positif Corona, Begini Kronologinya
"Bupati Klaten Seharusnya Malu
Semalam kita diramaikan oleh beredarnya foto handsanitizer bersticker “Bantuan Bupati Klaten” dan ketika stickernya dilepas ternyata itu bantuan dari KEMENSOS? Lalu bagaimana anggaran pengadaan handsanitizer oleh Pemda?
#BupatiKlatenMemalukan," tulis akun tersebut pada unggahan utas pertamanya.
Akun @mahasiswaYUJIEM itu pun mengungkapkan perasaan janggalnya lantaran bantuan tersebut bertuliskan dari Bupati Klaten, akan tetapi pada kenyataannya justru merupakan bantuan dari Kemensos.
"Ya begitulah Bupati Klaten terjebak pada permainannya sendiri, lagi pula sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga," imbuhnya.
Rupanya tak hanya bantuan dalam bentuk hand sanitizer saja yang ditempeli potret diri sang bupati kontroversi.
Akun Twitter tersebut juga mengunggah potret diri Sri Mulyani pada bungkus beras organik.
Beras tersebut diberi nama Beras Rojolele SRINUK.
Adapun beras tersebut sebenarnya diproduksi oleh Agro Techno Park (ATP) Klaten yang.
Berdasarkan laman klatenkab.go.id, produksi beras dari ATP Klaten itu sendiri rupanya bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
Oleh karenanya, akun @mahasiswaYUJIEM pun mempertanyakan kinerja Sri Mulyani sebagai bupati.
"Apakah pantas hasil dari panen dibranding seorang Bupati? Apakah ini bisa disebut korupsi atau kolusi? #BupatiKlatenMemalukan," tulisnya.
Akun tersebut juga mempertanyakan perihal nama merek yang digunakan pada produk beras tersebut.
"Kenapa harus dengan merek SriNuk? Sri mewakili Klaten gitu? Dan Nuk mewakiliki Batan?," tanyanya.
"Apakah segala hal yang berkaitan dengan KLATEN harus ada foto dan nama anda bu? Sudah berapa juta foto dan nama anda ada di setiap informasi publik di Klaten?," imbuhnya.
Tak hanya foto yang terpampang pada sejumlah bantuan yang diberikan oleh Bupati Klaten, namun juga namanya yang tertulis pada masker yang diberikannya sebagai bantuan kepada masyarakat.
Akun Twitter itu pun lantas mempertanyakan perihal ketidakpercayaan diri Sri Mulyani akan elektabilitas yang dimilikinya sehingga ia melakukan 'promosi diri' secara terus menerus.
"Sudah berapa ratus ribu masker yang dibagikan ke masyarakat klaten yang bertuliskan “Sri Mulyani Bupati Klaten” padahal ini menggunakan dana APBD? Kenapa dimanfaatkan untuk mengambil celah agar anda lebih dikenal masyarakat? Memanfaatkan kesempitan?," tulisnya.
"Atau mungkin anda menyadari selama ini masyarakat tidak pernah mengenal anda karena anda tidak pernah hadir di tengah-tengah mereka? Atau ini salah satu cara agar anda bisa mempertahankan jabatan Bupati? Karena akhir ini ada Pilkada?," tambahnya.
Ia pun lantas mempertanyakan ketulusan dan keikhlasan Sri Mulyani dalam membantu masyarakat.
"Ketulusan dan keikhlasan anda dalam membantu masyarakatah yang seharusnya dipertanyakan, hingga semua bantuan harus ad nama dan foto anda terlebih jika bantuan yang diberikan adalah dana APBD sungguh bu mau sampai kapan? Sampai jadi Bupati lagi?," ujar akun Twitter tersebut.
Rupanya bukan kali ini saja pemilik akun @mahasiswaYUJIEM melakukan kritik terbuka pada Sri Mulyani.
Sebelumnya ia pernah mengkritik cara Bupati Klaten itu melakukan bantuan secara ceremonial dan tidak melakukan physical distancing seperti anjuran pemerintah.
(*)