Beras tersebut diberi nama Beras Rojolele SRINUK.
Adapun beras tersebut sebenarnya diproduksi oleh Agro Techno Park (ATP) Klaten yang.
Berdasarkan laman klatenkab.go.id, produksi beras dari ATP Klaten itu sendiri rupanya bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
Oleh karenanya, akun @mahasiswaYUJIEM pun mempertanyakan kinerja Sri Mulyani sebagai bupati.
"Apakah pantas hasil dari panen dibranding seorang Bupati? Apakah ini bisa disebut korupsi atau kolusi? #BupatiKlatenMemalukan," tulisnya.
Akun tersebut juga mempertanyakan perihal nama merek yang digunakan pada produk beras tersebut.
"Kenapa harus dengan merek SriNuk? Sri mewakili Klaten gitu? Dan Nuk mewakiliki Batan?," tanyanya.
"Apakah segala hal yang berkaitan dengan KLATEN harus ada foto dan nama anda bu? Sudah berapa juta foto dan nama anda ada di setiap informasi publik di Klaten?," imbuhnya.