Sementara itu, 900 orang yang telah mendaftar pemberangkatan haji tahun ini dari Singapura akan secara otomatis dijadwalkan pada tahun 2021 mendatang dengan alasan kesehatan dan keamanan.
Komite Fatwa juga telah bertemu untuk mendiskusikan materi dan mendukung keputusan penundaan ini.
"Kami memiliki kepercayaan penuh pada manajemen Arab Saudi akan pandemi ini, termasuk dalam pemrosesan haji ini. Namun demikian, Singapura memiliki pertimbangan sendiri untuk menjaga kesehatan dan keamanan para peziarah dari Singapura ini," kata Muis.
Ada lebih dari 80% warga Singapura yang sebelumnya dijadwalkan berangkat haji tahun ini memiliki usia di atas 50 tahun.
Kementerian Kesehatan menggolongkan kategori individu ini memiliki risiko komplikasi dan kematian lebih besar apabila terpapar virus corona Covid-19.
Muis bilang, sumber daya pelayanan kesehatan Singapura saat ini dialokasikan penuh untuk mengendalikan Covid-19 dan persyaratan rumah sakit lainnya. Kondisi ini tidak memungkinkan adanya tim dokter dan perawat yang menyertai delegasi haji tahun ini.
"Tidak adanya tim medis seperti itu akan membahayakan peziarah. Kami juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka dan keluarganya, serta komunitas yang lebih luas di Singapura, dari risiko infeksi," kata Muis.
Selain itu, Direktur Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan Kenneth Mak menyebut bahwa ada faktor risiko di Arab Saudi, melalui orang-orang dari berbagai negara yang melakukan ibadah haji, termasuk negara berisiko tinggi Covid-19.
"Kabar baiknya adalah kesabaran itu sendiri, menunggu waktu yang lebih aman untuk pergi haji adalah sebuah bentuk ibadah yang sangat penting dalam Islam," kata otoritas Islam tertinggi di Singapura Mufri Nazirudin Mohd Nasir.