Gridhot.ID - Indonesia dilaporkan sudah mulai siap melakukan pelonggaran di beberapa sektor.
Bahkan diketahui penerbangan sudah dibuka hingga menyebabkan penumpukan penumpang.
Beda jauh dengan Indonesia, Singapura justru lakukan hal yang sangat berbeda.
Pemerintah Singapura diketahui sampai tega mengeluarkan kebijakan tidak akan ada tradisi saling mengunjungi saat Hari Raya Idul Fitri pada tahun ini.
Selain itu, Pemerintah Singapura juga memutuskan menunda pemberangkatan ibadah haji jemaah calon haji Singapura hingga 2021 mendatang.
Keterangan tersebut disampaikan oleh Dewan Keagamaan Islam Singapura (Muis) pada Jumat (15/5). Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi.
Adapun Hari Raya Idul Fitri akan dirayakan pada Minggu (24/5) mendatang, menandai akhir dari bulan Ramadhan 1441 H.
Melansir Straits Times, Jumat (15/5), pada malam hari raya, takbir akan dipimpin oleh Mufti Nazirudin Mohd Nasir dan sejumlah pemuka agama lainnya melalui siaran atau streaming pada berbagai platform seperti YouTube SalamSG TV, laman Facebook Muis dan masjid.
Pada Hari Raya, akan dilaksanakan takbir langsung melalui Stasiun Radio Warna 94,2 FM dan secara daring melalui laman Facebook dari masjid-masjid lokal.
Setelah shalat Ied, Dr Nazirudin akan memimpin khotbah yang disiarkan melalui radio dan saluran online seperti SalamSG TV.
"Umat Muslim harus mematuhi pembatasan nasional pada perkumpulan di ruang publik dan pribadi. Untuk itu, kunjungan hari raya dan pertemuan harus dihindari. Pembelian keperluan perayaan ke luar rumah harus dilakukan secara individu dan sesingkat mungkin," kata Muis dalam siaran persnya, kemarin.
Muis menambahkan, kunjungan tersebut harus ditunda hingga pembatasan kunjungan dicabut.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan teknologi sebagai solusi seperti melakukan silaturahim virtual kepada orang-orang yang dicintai.
Hingga kini, pihak berwenang masih mempertimbangkan apakah pembatasan kunjungan ini akan dilonggarkan setelah 1 Juni atau tidak.
Saat ditanya terkait langkah pengawasan dengan kebijakan ini, Menteri Urusan Muslim Masagos Zulkifli menyebutkan, akan menyerahkannya pada kesadaran dan hati nurani masyarakat.
Namun, jika ada keluhan dari lingkungan akan adanya banyak orang di suatu rumah, pihaknya akan mengambil tindakan.
Sementara itu, terkait ketentuan bagi pekerja migran selama periode perayaan, Masagos mengatakan, pihak berwenang akan mengeluarkan pedoman bagi para imam yang telah dipilih.
"Pada saat yang sama, kami juga bekerja sama dengan satuan tugas bersama dengan MOM untuk menyediakan makanan khusus hari raya untuk 200.000 pekerja migran ini, tanpa memandang agama," jelas Masagos.
Sementara itu, 900 orang yang telah mendaftar pemberangkatan haji tahun ini dari Singapura akan secara otomatis dijadwalkan pada tahun 2021 mendatang dengan alasan kesehatan dan keamanan.
Komite Fatwa juga telah bertemu untuk mendiskusikan materi dan mendukung keputusan penundaan ini.
"Kami memiliki kepercayaan penuh pada manajemen Arab Saudi akan pandemi ini, termasuk dalam pemrosesan haji ini. Namun demikian, Singapura memiliki pertimbangan sendiri untuk menjaga kesehatan dan keamanan para peziarah dari Singapura ini," kata Muis.
Ada lebih dari 80% warga Singapura yang sebelumnya dijadwalkan berangkat haji tahun ini memiliki usia di atas 50 tahun.
Kementerian Kesehatan menggolongkan kategori individu ini memiliki risiko komplikasi dan kematian lebih besar apabila terpapar virus corona Covid-19.
Muis bilang, sumber daya pelayanan kesehatan Singapura saat ini dialokasikan penuh untuk mengendalikan Covid-19 dan persyaratan rumah sakit lainnya. Kondisi ini tidak memungkinkan adanya tim dokter dan perawat yang menyertai delegasi haji tahun ini.
"Tidak adanya tim medis seperti itu akan membahayakan peziarah. Kami juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka dan keluarganya, serta komunitas yang lebih luas di Singapura, dari risiko infeksi," kata Muis.
Selain itu, Direktur Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan Kenneth Mak menyebut bahwa ada faktor risiko di Arab Saudi, melalui orang-orang dari berbagai negara yang melakukan ibadah haji, termasuk negara berisiko tinggi Covid-19.
"Kabar baiknya adalah kesabaran itu sendiri, menunggu waktu yang lebih aman untuk pergi haji adalah sebuah bentuk ibadah yang sangat penting dalam Islam," kata otoritas Islam tertinggi di Singapura Mufri Nazirudin Mohd Nasir.
"Jadi, ketika calon jamaah kami telah berniat melakukan haji, tetapi tidak bisa menjalankannya karena keadaan yang di luar kendali seperti penyebaran virus, niat mulia mereka dicatat sebagai sebuah tindakan," kata dia.
Para jemaah yang terdampak akan menerima surat dari Muis dengan perincian penangguhan haji serta langkah selanjutnya yang harus mereka lakukan.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Dampak corona, Singapura tiadakan kunjungan Lebaran dan tunda keberangkatan haji.
(*)