Gridhot.ID - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijrian, justru banyak pelanggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Hal ini tentu disesalkan oleh banyak pihak.
Termasuk oleh sejumlah politikus.
Pemerintah menilai masyarakat laali dan tidak disiplin mematuhi larangan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona atau covid-19.
Terkait hal tersebut, Fadli Zon memberikan komentarnya.
Fadli Zon memberikan kritik tehadap sikap pemerintah yang menyalahkan masyarakat.
Pasalnya, pelanggaran yang dilakukan masyarakat dikarenakan kebijakan pemerintah yang terus berubah.
Segudang kesalahan selama masa PSBB ditegaskannya adalah kesalahan pemimpinnya.
Fadli Zon pun menegaskan Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin tertinggi di Indonesia plin plan dan plonga-plongo.
"Jgn salahkan rakyat. Yg salah memang pemimpinnya, plin plan, mencla mencle, plonga plongo, inkonsisten, bingung, apalagi ya sinonimnya," ungkap Fadli Zon dikutip dari akun Twitternya.
Melihat itu, sebagai pendukung presiden Joko Widodo, politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaen memberikan responnya.
Ferdinand seolah ingin meluruskan pernyataan bekas koleganya di Tim Sukses Pemenangan Prabowo-Sandi itu.
Ia menyebut, kewenangan memberikan sanksi dan penindakan ada di tangan pemerintah daerah, bukan pemerintah pusat.
"Bang..! Penerapan sanksi dan penindakan atau eksekutor dari kesuksesan PSBB itu adlh Pemerintah Daerah dan penanggung jawabnya adlh Kepala Daerah yg wilayahnya PSBB," tulis Ferdinand.
Meskipun yang dibahas adalah pelanggaran PSBB secara global, Ferdinand yang selama ini menjadi salah satu pengkritik kebijakan Anies Baswedan menyangkutkan masalah itu ke DKI Jakarta.
"Jd tuduhan ini sama saja menyebut para Kepala Daerah itu Planga Plongo, salah satunya PSBB DKI Jakarta," ungkapnya.
Kritik Rachel Maryam
Politisi Partai Gerindra yang juga mantan aktris, Rachel Maryam sebelumnya juga kesal dengan sejumlah kebijakan dari pemerintah selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Rachel menganggap, pemerintah kerap memberikan wacana maupun kebijakan yang tidak konsisten, yang pada akhirnya membuat masyarakat bingung.
Salah satunya soal kebijakan mudik, dimana sejumlah menteri hingga presiden kerap mengeluarkan statemen berbeda-beda dan berubah-rubah.
Rachel menyoroti larangan mudik yang justru berhadapan dengan kebijakan untuk tetap memperbolehkan sejumlah moda transportasi tetap beroperasi.
Seperti misalnya pemandangan penumpukan penumpang di Bandara Soekarno Hatta pada pekan lalu.
Juga terkait dibolehkannya moda transportasi beroperasi di saat orang-orang dilarang mudik.
Juga soal pengawasan terhadap pemberlakukan PSBB itu sendiri, dimana sejumlah tempat perbelanjaan masih beroperasi hingga menyebabkan masyarakat berbondong-bondong datang.
Apalagi saat ini merupakan momentum menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Sejumlah pasar dan pusat perbelanjaan di berbagai wilayah Indonesia seperti di Semarang, Tangerang hingga Surabaya beberapa hari terakhir juga tampak diramaikan oleh masyarakat yang ingin berbelanja kebutuhan jelang hari raya Idul Fitri.
Pada gilirannya, orang-orang yang mencoba tetap mudik maupun yang berbelanja itu yang mendapatkan stigma negatif baik dari pemerintah maupun dari masyarakat lainnya karena dianggap tidak taat pada aturan PSBB.
Meskipun pelanggaran PSBB tidak dibenarkan, namun Rachel meminta agar pemerintah tidak selalu menyalahkan masyarakat.
"Kok jadi nyalahin masyarakat gak taat aturan si? Wong aturannya aja berubah-ubah kok. “Gak perlu belanja lebaran” tapi mall udah boleh buka. “Jangan mudik” tapi pesawat boleh terbang. Kan gak jelas!," tulis Rachel Maryam dikutip Wartakotalive.com dari akun Twitternya, Jumat (22/5/2020)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judulMerespon Pernyataan Fadli Zon soal Pemimpin Plonga-plongo, Ferdinand Arahkan ke Gubernur DKI?(*)