Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Minggu (21/6/2020) lalu terjadi penyerangan di kawasan Green Lake City, Cipondoh, Kota Tangerang.
Sekelompok orang menyerang sebuah rumah yang terletak di Cluster Australia nomor 52 tersebut adalah milik seorang bernama Nus Kei.
Melansir TribunnewsBogor.com, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan bahwa John Kei ini sudah melakukan rencana pembunuhan pada Nus Kei.
Padahal diketahui John Kei dan Nus Kei ini masih saudara, yakni antara keponakan dan paman.
Disebutkan Nana, John Kei menyebut sang paman, Nus Kei telah berkhianat padanya soal pembagian uang penjulan tanah di Ambon.
"Motifnya terkait masalah internal terkait Nus Kei dan John Kei. Saudara John Kei merasa dikhianati terkait masalah pembagian uang yang tidak sampai, ini masih didalami," kata Nana.
"Terkait adanya ketidakpuasan antara pembagian uang penjualan tanah," tambahnya.
Sempat Saling Ancam
Pembagian masalah uang ini pun rupanya menemui jalan buntu, sehingga kelompok Nus Kei dan John Kei saling ancam melalui ponsel.
Setelah saling mengancam tak kunjung menemukan jalan keluar, muncullah peristiwa pembacokan di Cengkareng dan penyerangan rumah Nus Kei di Cipondoh.
John Kei Rencanakan Pembunuhan dan beri tugas ini ke anak buah
Usut punya usut, selain Nus Kei, ER satu dari dua orang yang ditarget oleh John Kei untuk dihabisi lewat anggota kelompoknya.
Pihak security juga membongkar menurut Nus Kei bahwa dirinya menang jadi target pembunuhan.
"Dari informasi bapak Nus Kei, ini perbuatan dari saudara John Kei," imbuh Heriyanto, salah seorang satpam.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana membenarkan, penganiayaan dua orang di Duri Kosambi diduga dilakukan oleh kelompok John Kei.
Dari pemeriksaan hape para pelaku, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga menemukan adanya pembunuhan berencana John Kei terhadap Nus Kei.
Dua orang yang disasar John Kei untuk dihabisi adalah Nus Kei dan ER, yang belakangan tewas setelah mendapat loka bacok di Kosambi.
Di sana anggota John Kei yang ditugasi memiliki peran berbeda, namun rinciannya masih didalami oleh penyidik Ditreskrimum.
Alhasil sebelum menggeruduk rumah Nus Kei, mereka terlebih dahulu membunuh salah satu anggota Nus Kei di Cengkareng, Jakarta Barat.
"Tadi saya sampaikan ada pasal permufakatan jahat dan ini memang berawal didapatkan dari hasil kita melakukan atau membuka handphone-nya daripada pelaku. Di mana didapatkan ada perintah dari saudara John Kei kepada anggotanya," tegas Nana.
Mengetahui dirinya jadi target pembunuhan, Nus Kei rupanya ada dalam keadaan sehat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat.
"(Nus Kei) sudah dipanggil, sudah dari awal," kata Tubagus di Polda Metro Jaya.
Setelah peristiawa penyerangan tersebut, John Kei dan anak buah langsung ditangkap.
Menurut Tubagus, salah satu dasar penangkapan John Kei dan anak buahnya adalah keterangan Nus Kei.
"Penangkapan itu berdasarkan dari alat bukti. Salah satunya keterangan saksi korban," jelas dia.
"Sehingga kita bisa tahu, oh yang melakukan itu adalah ini. Nyambung nggak sama olah TKP-nya? Nyambung. Ya sudah, kita lakukan tindakan kepolisian tadi malam," ucap Tubagus.
Dilansir dari Tribun Jakarta, John Kei paling disorot di antara para pelaku yang berdiri di belakang Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana saat memimpin konferensi pers.
Ketika anak buahnya digebrak-gebrak polisi untuk berjalan teratur menuju panggung konpers di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, tapi John Kei berbeda.
"Wah ini die," begitu celetukan salah satu wartawan yang menunggu konpers Kapolda.
Pantauan TribunJakarta.com, pukul 12.15 WIB, polisi membawa John Kei paling akhir ketimbang para tersangka lain dari arah Gedung Jatanras menuju lokasi konpers.
Pria yang belum lama bebas bersyarat dari Nusakambangan ini, sesekali berbincang dengan anggota kepolisian bersenjata yang mengawalnya.
Para pelaku rapi memakai baju tahanan oranye, muka terpasang masker, dan kedua tangan masing-masing terborgol di belakang badan.
Entah karena alasan apa, hanya John Kei satu-satunya yang membiarkan kancing kemejanya terbuka, dan kaus merah yang membalut tubuhnya terlihat.
Posisinya berdiri selama konpers di tengah, sedikit di sisi kiri belakang Kapolda Nana. Hanya 15 orang yang berdiri di belakang, Nana, sisa pelaku di kiri kanannya.
Selama konferensi pers, John Kei fokus mendengarkan pernyataan Nana yang menjelaskan kronologis hingga motif penyerangan anggota kelompoknya.
Selesai tanya jawab tentang peran John Kei dalam kasus kali ini, Nana tak langsung beranjak tapi memilih berbincang dengannya sekitar lima menit.
Lantaran posisinya lebih tinggi, John Kei diminta turun oleh Nana di anak tangga yang sama dengannya.
Sesekali, John Kei menganggukkan kepala dalam obrolan dengan Nana sebelum kembali digiring masuk ke sel. Tak jelas apa yang keduanya obrolkan.
Nana juga terlihat sempat beberapa kali menepuk bahu John Kei.
Seperti di awal, John Kei paling akhir digiring ke ruang tahanan dengan pengawalan paling ketat.
Mereka dijerat pasal 88 tentang permufakatan jahat, pasal 340 tentang pembunuhan berencana, pasal 351 tentang penganiayaan, pasal 170 tentang perusakan dan UU Darurat nomor 12 tahun 1951.
Jika pasal 340 terpenuhi dalam persidangan, bukan tidak mungkin John Kei terancam hukuman mati.
"Kalau ancaman hukuman terpenuhi, maksimalnya hukuman mati," beber dia.
Barang bukti disita di antaranya 4 mobil, 28 tombak, 24 senjata tajam, 2 buah ketapel panah, 3 buah anak panah, 3 buah stik basebol, 17 hape, dan 1 buah decoder.(*)