Misil itu bisa ditembakkan dari udara maupun dari darat, dan memiliki jangkauan lebih dari 370 km.
Misil itu ramping dan cepat dan mudah dikendalikan.
Namun, risiko memiliki senjata mematikan itu adalah profil Australia di Indo-Pasifik sudah berubah seutuhnya.
China tahu itu, dan telah mengancam terkait tindakan Australia selanjutnya.
Senjata inilah yang menjadi sinyal perubahan strategi militer Australia menjadi strategi 'landak semut'.
Dunia sedang krisis
Analis takutkan Beijing bereaksi terhadap pandemi Covid-19 sebagai sebuah kesempatan.
Secara terbalik, AS, Inggris dan Uni Eropa, serta Australia menderita akibat krisis ekonomi dan perdagangan internasional, serta banyaknya pengangguran yang ada.
Itu hanya mempercepat keseimbangan kekuatan internasional ke arah Beijing.
Pengaruh Australia dan AS mulai menghilang secara relatif, ujar analis Lowy Institute Sam Roggeveen.