Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Salah Hitung Bisa Buntung, Sebrangi Indonesia, Negara Ini Gila-gilaan Belanja Militer Hingga 3 Quadrillion Rupiah demi Hadapi China, Bau Pertempuran Makin Tercium

None - Selasa, 28 Juli 2020 | 11:25
Analisis rencana China untuk menguasai jalur perdagangan yang dibuat oleh analis Australia
news.com.au

Analisis rencana China untuk menguasai jalur perdagangan yang dibuat oleh analis Australia

Gridhot.ID-Selain wabah Corona, salah satu yang membuat dunia was-was adalah ketegangan di Laut China Selatan.

Perang Dunia Tiga diprediksi bisa pecah kapan saja di Laut China Selatan.

Peringatan itu muncul setelah bertahun-tahun meningkatnya ketegangan antara AS-China di kawasan perairan paling diidamkan di seluruh dunia itu.

Menyusul Amerika Serikat lewat Mike Pompeo yang menolak klaim Tiongkok di Laut China Selatan karena tidak sesuai dengan konvensi PBB UNCLOS 1982, Australia kini melakukan hal yang sama.

Baca Juga: Rambut Tak Bisa Bohong, Video Teler Catherine Wilson Kini Punya Kepastian, Hasil Uji Folikel Buktikan Berapa Lama Sang Model Konsumsi Barang Haram

Mengutip news.com.au, Australia sedang membangun benteng, hal yang justru membuat China berang.

Tidak tanggung-tanggung, Australia gelontorkan Rp 2.808.384.064.200.000,00 atau hampir 3 Quadrillion Rupiah untuk membangun ketahanan mereka.

Perdana Menteri Scott Morrison telah putuskan untuk menghabiskan uang banyak untuk pertahanan Australia walaupun sedang krisis ekonomi.

Uang tersebut digelontorkan ke perang siber, sistem ketahanan bawah laut, jaringan komunikasi luar angkasa, dan misil dengan jangkauan yang jauh.

Morrison ingatkan warganya jika Australia merupakan pusat ketegangan kekuatan besar di dunia.

Baca Juga: Anak Gadisnya Ditinggal Nikah Duluan, Ayah Lesti Kejora: Enggak Perlu Anak Jenderal, Sampai Detik Ini Belum ada yang Melamar

Risiko salah perhitungan dan konflik akan meningkat berkali-kali lipat.

"Kita hidup di Indo-Pasifik, dan kita ingin Indo-Pasifik yang berdaulat, terbuka, bebas dari koersi dan hegemoni," ujarnya tanpa sebutkan ancaman tertentu.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison
ap photo

Perdana Menteri Australia Scott Morrison

Ancaman tersebut memang cukup nyata bagi Australia.

India, Nepal, Bhutan, Vietnam, Malaysia, Filipina, Jepang. Negara-negara itu adalah negara yang telah menghadapi ketegangan militer di perbatasan mereka minggu-minggu terakhir ini.

Selanjutnya masih ada perang siber terbuka yang merupakan serangan internasional yang didukung penuh oleh masing-masing negara, menyerang bisnis kecil sampai operasi pemerintah skala besar.

Tentunya, tanpa menyebut pun Australia sudah menunjuk satu negara yang sebabkan itu semua.

Baca Juga: Panggil Suami 'Sholehku', dan Umbar Foto Bareng Rizki D'Academy Bersama Ayu Ting Ting, Nadya Mustika Justru Panen Hujat

Indonesia Masih Adem Ayem, Australia Sudah Kebakaran Jenggot Tambah Bujet Pertahanan untuk Hadapi China
army.gov.au

Indonesia Masih Adem Ayem, Australia Sudah Kebakaran Jenggot Tambah Bujet Pertahanan untuk Hadapi China

"Saat mereka bicarakan perilaku buruk yang terjadi di wilayah ini, aneksasi teritori, koersi, pengaruh politik lokal, penggunaan serangan siber, hanya 1 negara yang lakukan itu di level industri.

"Itulah China, yang sebabkan ini semua," ujar kepala Australian Strategic Policy Institute (ASPI), Peter Jennings kemarin.

Misil jarak jauh

Belanja militer paling boros yang dilakukan Morrison adalah Misil Jarak Jauh Penghancur Kapal atau LRASM tipe AGM-158C.

Misil itu bisa ditembakkan dari udara maupun dari darat, dan memiliki jangkauan lebih dari 370 km.

Baca Juga: Datangi Rumah Reyot Ibu Penjual Lotek, Istri KSAD Andika Perkasa Tampak Syok, Langsung Telepon Suami Minta Hal Ini

Misil itu ramping dan cepat dan mudah dikendalikan.

Namun, risiko memiliki senjata mematikan itu adalah profil Australia di Indo-Pasifik sudah berubah seutuhnya.

China tahu itu, dan telah mengancam terkait tindakan Australia selanjutnya.

Senjata inilah yang menjadi sinyal perubahan strategi militer Australia menjadi strategi 'landak semut'.

Dunia sedang krisis

Analis takutkan Beijing bereaksi terhadap pandemi Covid-19 sebagai sebuah kesempatan.

Secara terbalik, AS, Inggris dan Uni Eropa, serta Australia menderita akibat krisis ekonomi dan perdagangan internasional, serta banyaknya pengangguran yang ada.

Itu hanya mempercepat keseimbangan kekuatan internasional ke arah Beijing.

Baca Juga: Rambut Tak Bisa Bohong, Video Teler Catherine Wilson Kini Punya Kepastian, Hasil Uji Folikel Buktikan Berapa Lama Sang Model Konsumsi Barang Haram

Pengaruh Australia dan AS mulai menghilang secara relatif, ujar analis Lowy Institute Sam Roggeveen.

Kini, Beijing telah peringatkan kepada negara manapun yang miliki misil jarak jauh (kecuali mereka sendiri).

Washington dahulu telah dicegah meluncurkan misil sejauh 5500 km dalam perjanjian Perang Dingin dengan Moskow.

China sama sekali tidak pernah menandatangani kesepakatan apapun dan telah sibuk membangun senjata baru selama 10 tahun terakhir ini.

Namun administrasi Trump mulai tinggalkan penyelesaian cara lama dengan ciptakan perjanjian-perjanjian sejak Agustus tahun lalu.

Baca Juga: Terlanjur Sombong Mentang-mentang Jabatannya Pimpinan Kantor, Pria Ini Sembarangan Suruh Seorang Wanita untuk Membersihkan Sampahnya, Siapa Sangka, yang Disuruh Ternyata Camat

Utamanya adalah karena ancaman China yang semakin besar.

Di bulan yang sama, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengungkapkan ia ingin luncurkan misil seperti itu ke Asia.

Sementara itu juru bicara Menteri Pertahanan China, Kolonel Senior Wu Qian mengungkapkan Rabu lalu jika "China melawan adanya tindakan peluncuran misil seperti itu.

"Jika AS bersikeras ingin luncurkan misil, maka itu akan memprovokasi China, dan China akan melawan," ujar Wu.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judulTolak Klaim Tiongkok Atas Laut China Selatan, Terkuak Akal Bulus Australia: Gelontorkan 3 Quadrillion Demi Saingi China untuk Kuasai India dan Wilayah Pelayaran Penting Pasifik.(*)

Source : intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x