Partai-partai di Jakarta saat itu sedang membahas kekhawatiran kedua belah pihak tentang pemberontakan komunis di Malaysia dan Thailand, ketika Suharto menyinggung masalah Timor.
Peringatan bahwa kelompok sayap kiri yang kuat di Timor, Fretelin, 'terinfeksi komunisme'.
"Kami ingin Anda mengerti jika kami mengambil tindakan cepat atau drastis," kata Soeharto.
Presiden Ford pun berkata bahwa dia mengerti.
"Kami tidak akan menekan Anda tentang masalah ini. Kami memahami masalah yang Anda miliki dan niat yang Anda miliki," katanya.
Kissinger juga menyetujui keputusan itu, tetapi dia mengatakan dia lebih suka Soeharto menunda sampai presiden kembali ke Amerika.
"Kami memahami masalah Anda dan kebutuhan untuk bergerak cepat, tetapi saya hanya mengatakan akan lebih baik jika itu dilakukan setelah kami kembali," katanya.
Katanya, dengan begitu mereka dapat mempengaruhi reaksi di Amerika.
Setelah perundingan itulah, bagian Timor Leste diserang oleh tentara Indonesia pada 7 Desember 1975, kemudian dianeksasi pada tahun berikutnya.
Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.
Komentar