Gridhot.ID -Situasi keamanan di Intan Jaya kurang kondusif akibat ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Sejak 14 September 2020, KKB Papua semakin brutal menembaki warga sipil dan aparat TNI-Polri.
Dua tukang ojek mengalami luka tembak di lokasi samadalam waktu yang berdekatan, Senin (14/9/2020).
Laode Anas (34) terkena tembakan di lengan kanan dan Fatur Rahman (23) menderita luka sabetan senjata tajam di dahi dan hidung, serta luka tembak di perut.
Tiga hari berselang, KKB Papua kembali berulah di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa.
Serka Sahlan gugur dalam insiden tersebut. Selain itu, warga bernama Bahdawi juga menjadi korban.
Pendeta Yeremia Zanambani dan Pratu Dwi Akbar Utomo juga tewas juga tewas di tangan KKB, Sabtu (19/9/2020).
Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas tampaknya serius mengusut aksi keji KKB baru-baru ini.
Tak cuma KSAD Jenderal Andika Perkasa, Yan juga meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk bertindak.
Yan meminta Andika Perkasa dan Hadi Tjahjanto membentuk tim investigasi gabungan untuk mengungkap kasus tersebut.
Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Antara.
1. Terima kronologi berbeda
Ia mengaku mendapat kronologis yang berbedadari versi aparat keamanan, pemerintah Intan Jaya, masyarakat dan keluarga terkait tewasnya Pendeta Yeremia.
"Ini terdapat versi berbeda, dari aparat penegak hukum mengatakan KKB Papua yang sebagai pelaku penembakan, namun, versi masyarakat dan pemerintah daerah berbeda, yaitu anggota TNI diduga pelakunya."
"Kronologis dari masyarakat sudah saya terima dan sudah saya serahkan langsung kepada Panglima TNI saat rapat resmi Komisi I DPR yang juga dihadiri Wakil Menteri Pertahanan," kata Yan di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Yan saat rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, di Kompleks Parlemen, Jakarta.
2. Minta panglima TNI dan Jenderal Andika Perkasa serius mendalami
Ia meminta Panglima TNI serius mendalami kronologis yang ia berikan dari aspirasi masyarakat dan pemerintah daerah.
Hal itu menurut dia, bisa menjadi masukan yang berimbang sebagai bahan investigasi.
Selain itu juga mampu menepis informasi simpang siur terhadap penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia.
"Termasuk kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) sudah saya sampaikan dan juga meminta langsung kepada beliau agar memerintahkan jajarannya untuk melalukan investigasi yang mendalam," ujarnya.
Yan menegaskan tidak boleh ada kebohongan dalam penelusuran fakta yang terjadi sehingga ia meminta fakta kejadian dipaparkan ke publik.
3. TNI membantah
Sebelumnya, Pendeta Yeremia dilaporkan meninggal akibat ditembak KKB Papua di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya.
"Memang benar ada laporan tentang meninggal-nya tokoh agama akibat luka tempat di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, pada Sabtu (19/9)," kata Kapen Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa, melalui rilisnya, Minggu (20/9).
Ia mengatakan, tidak benar korban ditembak TNI seperti yang disebar di media sosial karena itu fakta yang diputar balikkan.
4. Pelakunya KKB Papua Jelek Waker
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal menegaskan, KKB pimpinan Jelek Waker merupakan dalang penembakan Pendeta Yeremia.
"Kelompok Jelek Waker diduga menjadi dalang berbagai insiden penembakan dan penyerangan kepada anggota TNI dan warga sipil termasuk penembakan terhadap Pdt. Zanambani," kata Kamal di Jayapura, Senin (21/9).
Ia menjelaskan, KKB pimpinan Waker berupaya memancing anggota TNI-Polri, namun di kawasan itu hanya ada anggota TNI yang bertugas di Koramil persiapan Hipadipa.
"Jadi tidak benar Pdt. Yeremias yang ditemukan meninggal di kampung Bomba, Distrik Hipadipa, akibat luka tembak itu ditembak aparat," ujar Kombes Kamal.
Setelah menembak Pendeta Yeremia,KKBterlibat baku tembak dengan aparat di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (23/9/2020).
Untuk baku tembak pada Rabu, Dandim 1705/Paniai Letkol Inf. Benny Wahyudi membenarkan kejadian tersebut.
Dilansir dari Kompas, aksi saling tembak tersebut dimulai oleh KKB Papua yang terlebih dahulu melepaskan tembakan.
"Mereka hanya ingin menganggu," kata Dandim 1705/Paniai Letkol Inf. Benny Wahyudi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.
Kontak senjata di Sugapa terjadi di dua titik, yaitu di depan Kantor Bupati Intan Jaya dan Pasar Sugapa.
Benny memastikan kejadian tersebut tidak sampai membuat jatuhnya korban.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, lima KKB telah berada di Distrik Hitadipa, Intan Jaya.
"Ada lima kelompok KKB Papua di situ. Dan mereka selalu menggunakan tameng hidup (masyarakat), sehingga kami agak kesulitan melakukan penegakan hukum," ujar Paulus, Selasa (22/9/2020).
Menurutnya, KKB Papua tak cuma menjadikan Intan Jaya sebagai tempat persinggahan seperti Tembagapura.
Paulus mengatakan, KKB Papua berniat menjadikan Distrik Hitadipa sebagai wilayah perang.
"Bahkan, daerah tersebut sudah dikuasai oleh KKB Papua yang datang dari berbagai daerah, dan mereka berencana menjadikan daerah tersebut sebagai lahan perang terbuka dengan TNI dan Polri," kata Paulus.
Saat ini, Polri dan TNI berusaha menambah pasukan di Intan Jaya.
Distrik Sugapa, yang merupakan ibu kota dari Intan Jaya, akan menjadi titik penumpukan pasukan sebelum digeser ke Hitadipa.
"Kekuatan kami sedang kami tebalkan di Sugapa, karena satu jalur poros yang harus di back-up berlapis baru bisa memasuki daerah Kampung Hipadipa."
"Itu yang sedang kami upayakan dan bersinergi dengan teman-teman," kata dia.
Namun, Polri dan TNI mendapatkan kendala untuk mengirim pasukan ke Sugapa, Intan Jaya.
Sebab, akses menuju wilayah itu hanya bisa ditempuh lewat jalur udara.
Saat ini, kata dia, enggan mengangkut aparat keamanan karena diancam pihak KKB yang bakal menembaki pesawat pengangkut pasukan.
"Beberapa awak penerbangan, mereka agak sedikit enggan mengangkut kami karena keselamatan mereka, dan itu wajar. Sementara kami masih mencoba menggunakan sarana dan fasilitas yang kami punya," kata dia.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: "Serius Usut Aksi KKB Papua, Anggota DPR Minta Jenderal Andika Perkasa dan Panglima TNI Mengatasi."
(*)