Gusmao mendapat pujian di dalam negeri karena membujuk perusahaan multinasional untuk menjualnya, dia pun berulang kali menepis kekhawatiran atas kelangsungan proyek tersebut.
Bahkan, begitu bertekadnya Gusmao sehingga ia tampak bersedia untuk membahayakan kemerdekaan Timor Lorosa'e yang diperoleh dengan susah payah.
Gusmao meminta Bank Exim milik negara China untuk pinjaman $ 16 miliar, ia mengekspos negaranya pada jenis perangkap utang yang sama yang telah menjerat negara-negara lain di kawasan itu.
Meski begitu, rupanya Exim pun menolak untuk mendanai proyek tersebut setelah survei AS menemukan bahwa proyek tersebut membawa risiko besar.
Baca Juga: Australia Mulai Enggan Bantu Timor Leste dan Papua Nugini yang Tercekik Utang, Ini Alasannya
Janji Gusmao tentang pekerjaan yang sangat dibutuhkan orang Timor Leste juga dianggap menyesatkan.
"Timor Lorosa'e tidak memiliki dasar keterampilan untuk membangun megaproyek yang kompleks. Banyak tenaga kerja mahal yang harus diimpor agar berhasil," kata David Low, analis senior di konsultan energi global Wood Makenzie.
Seperti setiap analis bisnis lainnya, Low mengatakan bahwa akan jauh lebih mudah menggunakan fasilitas yang ada yang terhubung ke kota Darwin di Australia.
"Dengan Greater Sunrise, semuanya harus dibangun dari awal. Itu membuatnya lebih sulit untuk menghasilkan uang," katanya.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar