Dijelaskan, massa berupaya menghalangi petugas yang hendak membuka blokade yang didirikan mereka di sepanjang ruas jalan dengan melempari anggota.
Saat itu, mereka juga membawa aneka senjata tajam dan senjata tradisional seperti panah dan saat diminta mundur berupaya melawan sehingga anggota mengeluarkan tembakan peringatan.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw pun menyesalkan aksi anarkis yang dilakukan massa tersebut.
Dari informasi yang didapat, kerusuhan itu dipicu karena massa tak terima dengan hasil seleksi CPNS.
Pasalnya, ditemukan ada sejumlah formasi yang tak diisi oleh masyarakat Papua.
"Ini disesalkan karena sesungguhnya hasil penerimaan CPNS itu sudah 80 persen warga asli Papua," kata Paulus saat dihubungi.
"Hanya saja penerimaan perawat, guru, dokter yang memerlukan kualifikasi tertentu itu yang mereka tidak terima, mereka berharap semuanya diisi oleh orang asli Papua," kata dia.
Source | : | Kompas.com,Wartakota |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar