Dikambinghitamkan Soal Genosida 200 Ribu Penduduk Timor Leste, Indonesia Akhirnya Buktikan Bahwa Zaman Itu Hanya Dijadikan 'Alat' Amerika, Dokumen Rahasia Ini Jadi Buktinya

Baca Juga: Darah Militer Mengalir di Tubuhnya, Inilah Sosok Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Pria yang Sempat Dijuluki Otak Setan dan Berhasil Gantikan Posisi Gatot Nurmantyo

Komandan khusus yang dilatih di bawah program AS telah dikaitkan dengan kekerasan saat ini dan beberapa pembantaian terburuk dalam 20 tahun terakhir, termasuk pembantaian di Kraras pada tahun 1983 dan di Santa Cruz pada tahun 1991.

Program rahasia yang diungkapkan dalam dokumen tersebut, menjadi fokus pelatihan militer ketika bantuan di atas kapal dibatasi oleh Kongres setelah pembantaian Santa Cruz.

Kongres telah turun tangan setelah sekitar 270 pengunjuk rasa, banyak dari mereka anak sekolah dibunuh oleh pasukan Kopassus saat mereka berpawai melalui Dili.

Baca Juga: Berdarah-darah Karena Pandemi Virus Corona, Demi Bertahan Hidup, Masyarakat Filipina Terpaksa Lakukan Sistem Perdagangan Barter untuk Menyambung Nyawa

Sponsor Amerika atas rezim Indonesia dimulai sebagai masalah ideologi Perang Dingin, setelah kekalahan di Vietnam.

Gerakan sayap kiri di Timor Timur ditakuti oleh Jakarta dan dilihat oleh AS sebagai gaung mereka di Afrika bagian selatan dan pemerintahan Salvador Allende di Chili.

Pelecehan Jakarta terhadap pemerintah Timor dan invasi tahun 1975 secara terselubung dimotori oleh Amerika Serikat.

Pelatihan korps perwira Indonesia mencapai puncaknya pada pertengahan tahun delapan puluhan.

Pada tahun 1990, seorang mantan pejabat di Kedutaan Besar AS di Jakarta mengirim telepon ke Departemen Luar Negeri untuk mengatakan bahwa sponsor AS 'sangat membantu tentara (Indonesia).

Baca Juga: Cium Kehadiran Tentara Bayaran, Armenia dan Azerbaijan Kompak Tuding Adanya Pasukan Asing dalam Perangnya, Negara Mana Saja yang Terlibat?

Kemudian AS memutuskan bahwa pelatihan tersebut, harus dibayar oleh negara penerima dengan kata lain, bukan lagi bantuan militer.