Disusun rencana, bahwa misi tersebut akan dijalankan dengan KRI dr Soeharso 990, sebuah kapal perang rumah sakit level III dari Armur Indonesia.
Satgas kemudian membuat kerangka acuan sebagai pedoman misi, Surat Perintah Tim Satgas dari ketiga Satgas, melakukan rapat internal dan koordinasi dengan perwakilan RDTL di Jakarta.
Tim advance dikirim ke Dili untuk melihat apa RDTL benar-benar perlu dibantu, spektrum penyakit dan juga menilai sumber daya medis dan infrastruktur kesehatan yang bisa digunakan.
Sedangkan kapal perang rumah sakit disiapkan di Pangkalan Angkatan Laut Utama di Surabaya, Jawa Timur.
Pelayanan medis akan dilakukan di darat dan di kapal untuk kasus tertentu.
Dua batalyon medis dari Angkatan Darat dan Marinir juga saat itu direncanakanberada di kapal dan akan melakukan layanan medis darat.
Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan umum dan spesialis, termasuk pelayanan gigi.
Para pasien berasal dari veteran RDTL, polisi dan militer aktif bertugas dan rakyat Timor Leste.
Saat itu, diharapkan ada sekitar 2000 pasien dari 30 Januari hingga 1 Februari 2016 di Dili.
Sebagai kepala rumah sakit adalah Komandan A. Pudji Widodo MD dari Dinas Medis Armada Timur.