Ia mengungkap perjuangan sulit meraih seragam loreng TNI. Joppye juga lahir saat Papua sedang dalam kondisi mencekam.
Iasaat itu dibawa lari keluarga agar tak terkena peluru panas, karena neneknya telah tewas tertembak.
"Saya lahir di Serui tahun 62. Kalau menurut cerita orang tua saya itu sedang bergejolak, Indonesia masuk ke Papua. Sehingga saat saya lahir membawa saya dan keluarga sembunyi ke gua karena takut."
"Salah satu nenek saya ada yang tertembak waktu itu, orang tua saya takut. Di sebelah barat Kota Serui, saya besar di situ," ujar Joppye.
Awalnya, Joppye bercita-cita menjadi seorang pilot. Lantaran ia bersekolah di wilayah landasan pesawat terbang.
Melihat para pilot menggunakan seragam bagus, Joppye bertekad untuk menjadi seorang pilot.
"Saya lihat pilot itu saya cita-cita sekali. Terlihat gagah terus lihat ada pangkatnya. Sampai SMA saya punya cita-cita menjadi pilot," lanjut Joppye.
Untuk mencapai cita-citanya, Joppye bertekad berangkat ke Jayapura untuk sekolah di Dinas Perhubungan.
Sayangnya, kondisi keuangan keluarga Joppye saat itu sedang tidak bagus.
Joppye dengan kecewa harus mengubur impiannya menjadi pilot.