Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kini Jadi Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, Inilah Sosok Sertu Agusta H Tabisu, Prajurit Kowad Asal Papua yang Pernah Jadi Satgas PBB di Lebanon

None - Senin, 12 Oktober 2020 | 19:13
Sertu Agusta H Tabisu Prajurit Kowad
YouTube Puspen TNI

Sertu Agusta H Tabisu Prajurit Kowad

Gridhot.ID - Sertu Agusta H Tabisu merupakan anggota Korps Wanita TNI AD (Kowad) yang berasal dari Papua.

Ia menjadi salah satu anak buah Jenderal Andika Perkasa yang berdinas di Satuan Kerja Badan Pembinaan Hukum (Babinkum) TNI.

Sertu Agusta jadi sorotan setelah menceritakan perjuangannya menjadi prajurit TNI dikanal YouTube Puspen TNI.

Baca Juga: Dianggap Jokowi 'Paket Komplet', Inilah Rekam Jejak KSAD Andika Perkasa, Jenderal Berotak Cemerlang yang Pernah Tergabung di Pasukan Elite

Sertu Agusta H Tabisu berasal dari Desa Ibub, Distrik Kemtuk Gresie, Jayapura, Papua.

Prajurit TNI AD wanita itu sempat menceritakan sedikit tentang tempat kelahirannya.

Menurut Sertu Agusta, Papua yang diketahui kebanyakan orang adalah Papua yang dulu.

Baca Juga: Makin Brutal, KKB Papua Hujani Peluru Pos TNI di Nduga, Karyawan PT Dolarosa Jadi Korban, Tertembak Saat Perjalanan Menuju Tempat Kerja

Sertu Agusta mengungkapkan bahwa Papua kini fasilitasnya sudah lengkap.

"Kini ada mall Jayapura, ada bioskop juga," ujar Agusta dalam tayangan di YouTube Puspen TNI.

Sertu Agusta juga mengaku jika menjadi prajurit TNI AD memang adalah cita-citanya sejak kecil.

"Itu murni cita-cita, dan tak ada dorongan dari pihak manapun," ujar Sertu Agusta.

Baca Juga: Mengenal Sosok Letkol Revilla Oulina Piliang, Perempuan Pertama Dunia Asal Indonesia yang Jadi Komandan Pasukan PBB di Afrika, Begini Kisahnya

Hatinya tergerak menjadi TNI karena melihat banyak orang tak berdosa jadi korban konflik di Papua.

Sertu Agusta ingin membuktikan bahwa perempuan Papua juga bisa jadi prajurit TNI.

"Saya daftar tentara tahun 2014. Dan saya sekali tes puji Tuhan lolos," ujar Agusta.

Selain senang karena lolos jadi Kowad,ia juga mengaku deg-degan karena jauh dari keluarga.

Diketahui bahwa Sertu Agusta adalah anak piatu karena ibunya sudah meninggal dunia.

Suka duka selama pendidikan dijalani oleh Sertu Agusta.

Hingga akhirnya Sertu Agusta ditugaskan di Babinkum TNI yang berkantor di Jakarta.

Prestasi Sertu Agustamakin menanjak, hingga 2018 ia mewakili Indonesia di Lebanon sebagai Satgas PBB.

Baca Juga: Dipercaya Andika Perkasa Jadi Petinggi di Angkatan Darat, 2 Jenderal TNI Wanita Ini Miliki Keahlian Luar Biasa untuk Militer Indonesia, Sederet Jabatan Mentereng Jadi Senjatanya Perkuat Negeri

"Penugasan penting saya itu tahun 2018 saya mewakili Indonesia berangkat ke Lebanon, sebagai Satgas PBB," ujar Agusta.

Sertu Agusta juga menceritakan masa kecilnya saat ditinggal sang ibunda.

"Saya memiliki orang tua lengkap cuma sampai 2008, di tahun itulah mama saya meninggal," ujar Agusta.

Mulai saat itulah Sertu Agusta belajar mandiri.

Perjuangan Putra Asli Papua Jadi Jenderal TNI AD

Tak cuma Sertu Agusta yang sukses berkarier di TNI, ada juga Joppye Onesimus Wayangkau yang kini menjadi jenderal di TNI AD.

Video kisah perjuangan Letnan Jenderal (Letjen) TNI Joppye diunggah dalam channel YouTube TNI AD.

Letjen Joppye merupakan putra Papua pertama yang meraih tiga bintang di lingkungan TNI AD.

Baca Juga: Nyalinya Tak Pernah Putus di Medan Pertempuran, 'Doktrin Kopasus' Jadi Bukti Betapa Kerasnya Tekad TNI Bela NKRI, Invasi Timor Leste Jadi Saksinya

Joppye baru saja dapat promosi jabatan sebagai Danpusterad (Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat).

Dalam video tersebut, Joppye mengaku pernah lalui masa sulit sebelum mengemban jabatan tersebut.

Ia mengungkap perjuangan sulit meraih seragam loreng TNI. Joppye juga lahir saat Papua sedang dalam kondisi mencekam.

Iasaat itu dibawa lari keluarga agar tak terkena peluru panas, karena neneknya telah tewas tertembak.

"Saya lahir di Serui tahun 62. Kalau menurut cerita orang tua saya itu sedang bergejolak, Indonesia masuk ke Papua. Sehingga saat saya lahir membawa saya dan keluarga sembunyi ke gua karena takut."

"Salah satu nenek saya ada yang tertembak waktu itu, orang tua saya takut. Di sebelah barat Kota Serui, saya besar di situ," ujar Joppye.

Awalnya, Joppye bercita-cita menjadi seorang pilot. Lantaran ia bersekolah di wilayah landasan pesawat terbang.

Baca Juga: Satu Kompi Kopassus Sampai Turun Tangan Menaklukannya, Inilah Kesaktian Mbah Suro, Dukun PKI yang Mampu Bikin Pengikutnya Kebal Senjata Tajam dan Senjata Api

Melihat para pilot menggunakan seragam bagus, Joppye bertekad untuk menjadi seorang pilot.

"Saya lihat pilot itu saya cita-cita sekali. Terlihat gagah terus lihat ada pangkatnya. Sampai SMA saya punya cita-cita menjadi pilot," lanjut Joppye.

Untuk mencapai cita-citanya, Joppye bertekad berangkat ke Jayapura untuk sekolah di Dinas Perhubungan.

Sayangnya, kondisi keuangan keluarga Joppye saat itu sedang tidak bagus.

Joppye dengan kecewa harus mengubur impiannya menjadi pilot.

Setelah kandas, Joppye tak menyerah dan memulai lembaran baru untuk kuliah di Proyek Perintis 2 (ITB Bogor) di Fakultas Pertanian dan Uncen Manukwari Fakultas Peternakan.

Selama pendaftaran kulian, Joppye kembali terkendala dengan biaya.

Namun kali ini Joppye tak menyerah, ia saat itu berusaha mencari rupiah dengan ikut menjadi kuli bangunan.

"Saya ikut buruh bangunan ngaspal jalan," tegas Joppye.

Baca Juga: Tembaki Pendeta di Intan Jaya, KKB Papua Putar Balikkan Fakta Sebut TNI Jadi Dalang Kematian Yeremia, Kapen Kogabwilhan III Singgung OPM Caper Jelang Sidang Umum PBB

"Iya ikut orang-orang PU, siram aspal di jalan, ngambil pasir. Sangking panasnya siang itu kita istirahat di emperan toko."

"Saya ada melihat ada brosur di etalase toko. Saya lihat seragam, sebenarnya saya tidak tertarik 'ah saya dari kampung kalo sekolah pakai seragam gini kan udah pasti ga ketrima'." lanjut Joppye mulai tertarik dengan penerimaan TNI.

"Cuman saya lihat persyaratan-persyaratan itu, justru tulisan paling bawah yang menarik saya. Saya ingat ' Pendaftaran dan Pendidikan Tidak Dipungut Biaya', terus saya berpikir jadi tidak butuh biaya, yasudah saya coba daftar saja," jelas Joppye.

Akhirnya Joppye menerima pengumuman untuk kuliah, ia diterima di tiga tempat yang ia daftari.

"IPB fakultas pertanian, kemudian Uncen fakultas peternakan, kemudian Akabri lulus," lanjutnya.

Joppye akhirnya memilih menjadi abdi negara lantaran pendidikan tidak memikirkan biaya.

Joppye merupakan putra kelahiran Serui, Papua, 17 Juli 1962 yang juga lulusan Akmil 1986 dari kecabangan Infanteri dan lulusan Lemhannas 2013.

Sebelumnya, Joppye pernah mengemban sejumlah jabatan penting.

Baca Juga: Dalang di Balik Kematian Pendeta Yeremia di Papua Jadi Tanya, Anggota DPR Terima Kronologi yang Berbeda, Minta KSAD Andika Perkasa dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto Lakukan Investigasi

Antara lain Danbrigif 24/Bulungan Cakti (2009-2011), Asops Kasdam XVII/Cenderawasih (2011-2012), Danrem 172/Praja Wira Yakthi (2012-2013), hingga Pati Sahli TK III Bid SosbudKum Panglima TNI (2016).

Sedangkan Bogra merupakan putra kelahiran Serui, Papua, 6 Januari 1963 yang lulus Akmil 1987 dan lulusan Lemhannas 2015.

Beberapa jabatan strategis yang pernah diembannya antara lain Kapendam XVII/Cendrawasih (2011), Kasrem 171/PVT (2012), Staf Ahli Pangdam XVII/Cendrawasih bidang Ideologi Politik (2014), hingga Bandep Lingkungan Sosial Setjen Wantannas (2017).

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul: "Biodata Sertu Agusta H Tabisu Prajurit Kowad Asal Papua, Kini Jadi Anak Buah Jenderal Andika Perkasa."

(*)

Source :Surya.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x