PA dalam sambungan telepon itu, kata Kompol N, pun menjawab dengan menyebut namanya.
Usai PA memperkenalkan diri, Kompol N pun bertanya, "kenapaki?"
"Jadi dia (PA) bilang, mauka urus SIM. Bisaja ke ruanganta? Saya kan sebagai seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat tidak pilih-pilih, siapa saja yang datang ke ruangan saya yang penting orangnya positif," ujar Kompol N.
Usai menelpon Kompol N, PA bergegas ke Mapolres Takalar. Kompol N curiga, PA sudah berada di lingkungan Polres Takalar saat menelpon.
Kecurigaan itu, lantaran PA tiba di ruang kerjanya tidak cukup lama setelah menelpon.
Ia (PA), lanjut Kompol N kemudian tiba di depan ruang kerja Wakapolres dan mengetuk pintu untuk masuk.
"Dia datang ketuk-ketuk, jadi saya bilangmi, silahkan masuk. Saya tidak tahu bilang dia (PA) mi yang datang, dia datang saya tanyami kita mi yang menelpon tadi? Dia bilang, iya, jadi saya persilahkanmi masuk," ungkap Kompol N.
PA pun duduk di kursi yang tersedia. Kompol N mengawali perbincangan dengan menyapa, "SIM apa yang mau diurus?"
"Dia bilang SIM A. Jadi saya bilang, oh.. iya langsungmiki ke bagian SIM. Tapi dia (PA) bilang tidak, saya mau tahu dulu berapa harganya," kata Kompol N menceritakan perbincangannya dengan PA.
Kompol N yang mengaku tidak mengetahui pasti tarif atau nominal pengurusan SIM A pun mengaku mengarahkan PA ke bagian SIM langsung.